Kupang (Antara Bali) - Pemerhati masalah Laut Timor Ferdi Tanoni menegaskan sungguh sangat keliru jika Indonesia berencana menjalin kerja sama di bidang minyak dan gas dengan Timor Leste (TL) karena migas yang diklaim negara tersebut adalah milik Indonesia.
       
"Migas yang diklaim Timor Leste itu sesungguhnya milik rakyat Indonesia yang ada di Timor bagian barat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang harus dirundingkan kembali secara trilateral bersama Australia untuk menetapkan batas maritim yang jelas dan permanen berdasarkan konvensi hukum internasional," kata Tanoni di Kupang, Selasa.
       
Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) menyampaikan pandanganan tersebut berkaitan dengan agenda kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke wilayah bekas jajahan Portugis itu dalam waktu dekat.
       
Salah satu agenda yang akan dibicarakan dalam kunjungan kenegaraan tersebut, menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/5), menjalin kerja sama di bidang minyak dan gas antara kedua negara.
       
"Timor Leste sedang kembangkan sektor migas dan mengundang kita untuk investasi. Kita mau masuk ke situ," kata Rajasa dan menambahkan kerja sama bidang migas yang ditawarkan Timor Leste adalah bagian paket kerja sama ekonomi terpadu (integrated economic development).
       
Dalam paket tersebut, jelasnya, Timor Leste juga akan menawarkan peluang kerja sama pengembangan jaringan infrastruktur yang nantinya akan menghubungkan dan mendukung koridor MP3EI kawasan tersebut.
       
"Timor Leste akan kembangkan pelabuhan dan bandara, mereka minta materialnya itu kita yang support," kata Rajasa yang juga Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu.(*/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012