Di Bali, banyak pekerja yang kehilangan lahan pekerjaan, karena anjloknya potensi pariwisata dan semakin sulitnya perekonomian, akibat COVID-19. Berbagai upaya dan sinergitas pun telah dilakukan pemerintah bersama TNI-Polri demi menjawab keresahan masyarakat itu. 
 
Ya, masa pandemi COVID-19 telah meluluhlantakkan segala aspek kehidupan di seluruh penjuru dunia. Mulai dari pekerja yang sedikit demi sedikit mengalami krisis, karena keterbatasan sumber pendapatan.
 
Bagi TNI, kegiatan rutin "TNI Manunggal Membangun Desa" atau TMMD dapat menjadi penyambung harapan masyarakat di desa dari segi pembangunan dan penghidupan.

Hal itu terlihat pada perhelatan TMMD ke-109 yang dilaksanakan oleh satuan tugas Kodim 1611/Badung yang menyasar Desa Budaya Kertalangu di Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali, sejak 22 September hingga 21 Oktober 2020.
 
Dandim 1611/Badung Kolonel Inf I Made Alit Yudana selaku Dansatgas TMMD Ke 109 mengatakan kehadiran TNI bagi warga desa menitikberatkan pada lima hal, yaitu pembangunan jembatan yang menghubungkan Jalan Ulun Carik dan Jalan Bakung Banjar Kertajiwa dengan sertifikasi panjang 3 meter, lebar 2 meter.
 
Kedua, rabat jalan Ulun Carik sampai depan Pura ulun Carik Banjar Kertajiwa dengan sertifikasi panjang 150 meter dan lebar 1,2 meter dengan volume 180 meter kubik; rabat galian Subak sampai dengan Empelan Subak Embung Banjar Kertajiwa dengan sertifikasi panjang 350 meter dan lebar 1,2 meter dengan volume 420 meter kubik. Dengan total rabat panjang 500 meter dan lebar 2,4 meter dengan volume 600 meter kubik.
 
Ketiga penyenderan aliran air Subak sampai dengan Empelan Subak Banjar Kertajiwa dengan panjang 700 meter, lebar atas 0,40 meter, lebar bawah 0,60 meter, tinggi 2 meter dengan volume 563 meter kubik dan bedah rumah 2 unit atas nama Wayan Riki dan Wayan Wardana .
 
Keempat melakukan kegiatan non fisik berupa penyuluhan dan sosialisasi keagamaan, bela negara, wawasan kebangsaan, terorisme dan paham radikalisme, lingkungan hidup dan kehutanan serta pertanian.
 
Kelima, personel yang dilibatkan meliputi tenaga tetap lapangan satu SSK Gabungan TNI-Polri dan Pemkot Denpasar berjumlah 150 orang, tenaga pendukung kegiatan fisik dari Desa Kesiman Kertalangu 50 orang per hari dan tenaga pendukung tidak tetap dari Pemda, Ormas, dan komponen masyarakat
 
"Mekanisme kegiatan dilakukan secara bertahap dan berlanjut dengan didahului pelaksanaan Pra TMMD dari tanggal 4 Agustus sampai dengan 9 September 2020 dengan anggaran Rp483,5 juta serta dukungan pengadaan material bersumber dari APBD Kota Denpasar dan anggaran desa sebesar Rp1,2 miliar lebih," katanya.
 
Dalam waktu satu bulan berjalan, saat masa pandemi tak membuat tugas pengabdian pada negeri terhambat. Mulai dari menyasar pembukaan jalan penghubung desa dan jalan usaha tani, pembangunan jembatan, penyenderan, pembuatan talut, pembuatan drainase, perabatan, perehaban/rehabilitasi pembangunan tempat ibadah (gereja dan mushalla) serta rehab/bedah rumah tidak layak huni untuk warga kurang mampu.

"Sasaran itu menjadi penyambung hidup warga untuk dapat mengisi kebutuhan sehari-hari. Nilai penting dalam sasaran fisik yang menjadi tujuan akhir penyelesaian tugas yaitu pada insfrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, terpencil, terluar, perbatasan negara maupun terdampak bencana alam, sehingga sinergi semua komponen bangsa dalam balutan gotong royong dapat mendorong percepatan mewujudkannya," katanya.

Baca juga: Kodim Badung jadikan Desa Wisata Kertalangu sebagai objek TMMD ke-109
 
 
Jogging track persawahan
Desa Kertalangu juga diperkaya dengan persawahan yang luas nan hijau, hingga menghadirkan decak kagum bagi setiap insan yang memandangnya. Untuk jalan yang berada di tengah-tengah persawahan ini hanya memiliki lebar 1 meter dan masih berupa jalan setapak. Saat ini, jalan tersebut diperlebar menjadi hampir 3 meter dan dibeton.
 
Tak pelak, kondisi jalan yang biasanya diakses oleh masyarakat Desa Kesiman Kertalangu yang mayoritas berprofesi sebagai petani itu kini menjadi lebih mudah ketika menuju sawah. Apalagi wilayah ini juga menjadi salah satu destinasi wisata budaya, sehingga diharapkan mampu mendongkrak ekonomi dengan datangnya para wisatawan meski dilanda pandemi COVID-19.
 
Selain itu, dengan membaiknya akses jalan memunculkan sejumlah kekhawatiran. Salah satunya yaitu keinginan masyarakat menjual sawahnya, sehingga tidak menutup terjadinya alih fungsi lahan. Akses jalan usaha tani yang semakin bagus, seharusnya menjadikan para petani semakin sayang pada lahan persawahannya.
 
Dansatgas TMMD Ke 109 Kolonel Inf I Made Alit Yudana meminta agar masyarakat semakin sayang dengan sawahnya dan merawat serta menjaga pesona keasrian yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. 
 
Dengan dibukanya akses jalan untuk usaha tani yang mampu mendongkrak perekonomian warga setempat membuat alih fungsi lahan urung dilakukan. Tak menampik adanya bahwa mengurungkan terjadi olah fungsi lahan, bukan persoalan yang mudah. Tapi mampu digugah dan diubah agar mengarah pada meningkatnya ekonomi warga.
 
Bekerja dibawah bayang-bayang COVID-19, tak menghambat penyelesaian pembangunan sasaran fisik yang mulai terlihat wujudnya itu. Pembangunan dan perabatan jalan yang menjadi jalan usaha tani juga ditunjang dengan fasilitas jogging track yang menawarkan sensasi berbeda.
 
Fasilitas jogging track yang perlahan rampung justru telah memberikan kesan tersendiri bagi warga yang berada di lokasi TMMD ke 109 yang dilaksanakan jajaran Kodim 1611/Badung di Banjar Kertajiwa, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Bali pada Tahun Anggaran 2020.
 
Sebut saja Ni Made Suryani, seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi olahraga, meskipun sekadar untuk jalan kaki atau lari ringan di sekitar area jogging track.
 
"Dengan pembangunan jogging track ini sangat bermanfaat, terutama bagi warga yang tetap ingin berolahraga, meski pandemi. Hebatnya lagi, tanpa menghilangkan nuansa persawahannya yang tetap dapat dinikmati," kata Meda Suryani yang telah hampir satu jam wira-wiri melihat langsung pengerjaannya,
 
Made Suryani terlihat tidak canggung, bahkan tidak segan untuk memberanikan diri foto bersama dengan personel Satgas. "Dengan ini saya tahu bagaimana para Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD bersama masyarakat bahu-membahu bergotong-royong membangun dan memberdayakan desa yang nantinya bermanfaat buat warga masyarakat, meski terhadang keterbatasan karena COVID-19," ucapnya.
 
Dalam proses menunjang akses usaha tani, Dansatgas TMMD ke-109 Kolonel Inf I Made Alit Yudana mengatakan perabatan jalan, pembuatan senderan atau decker dan bedah rumah tetap berjalan sesuai perencanaan. Terlihat ada juga peningkatan setiap minggunya, sebagai hasil dari kekuatan dan semangat para personel.

Jogging track di Desa Kertalangu itu memiliki daya tarik tersendiri karena di sebelah kanan dan kirinya terbentang hamparan sawah yang menggugah penglihatan dan mendorong raga untuk berolahraga. 

Baca juga: Kapendam Udayana : TMMD bantu sektor ekonomi di Desa Kertalangu

 
Perekonomian jalan
Setiap pelaksanaan TMMD berbagai cerita dicurahkan, salah satunya keberadaan akses berolahraga yang ternyata mampu membantu penghidupan masyarakat setempat.
 
Dansatgas TMMD ke-109 Kolonel Inf I Made Alit Yudana mengatakan pelaksanaan TMMD Ke-109 Kodim 1611/Badung Tahun Anggaran 2020 di Dusun/Banjar Kertajiwa, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur telah banyak menumbuhkan cerita dari warga setempat. Tak hanya sekadar memunculkan hasil pembangunan dan infrastruktur yang baik, tapi juga menjaga kebersamaan dengan warga melalui komunikasi yang baik pula.
 
Menelisik lebih dalam lagi, perihal keberadaan akses usaha tani yang semakin mendongkrak jalur perekonomian warga setempat. Akhirnya, lahir pula beberapa cerita dari warga yang secara tulus dan spontan menilai pelaksanaan TMMD ke-109 kali ini di wilayah mereka.
 
Cerita pertama datang dari seorang ibu rumah tangga bernama Made Ayu, yang saat ini telah mempunyai usaha dadakan dan berjualan di sekitar lokasi TMMD. Menurutnya dengan dibangunnya jalan usaha tani yang sekaligus sebagai jalur jogging track, maka akan menambah fasilitas yang ada di Desa Budaya Kertalangu sebagai desa wisata yang ada di wilayah Kota Denpasar.
 
Dengan bangkitnya pariwisata, juga berpengaruh pada segala aspek seperti perekonomian jalan, usaha tani tidak terhambat dan kekayaan Desa Kertalangu ini tetap terjaga. 
 
"Jalur jogging track-nya tambah luas, kemudian usaha dagangan tyang (saya) juga laris karena kehadiran Bapak-Bapak TNI yang bekerja disini banyak yang belanja, terima kasih saya juga punya penghasilan," ucapnya.
 
Kesan beribu kesan, satu persatu insan menghampiri, kali ini datang dari warga bernama Ni Made Ariyani yang juga ingin tahu pelaksanaan TMMD Kodim 1611/Badung, karena dirinya tak pernah terlewat menikmati akses persawahan di sana dan tertarik dengan kehidupan para petani di sana sebagai mata pencarian utama mereka.
 
Penghobi olahraga ini mengaku sangat senang ketika melihat pembangunan jalan usaha tani yang juga bermanfaat untuk fasilitas jogging track atau olahraga jalan, terutama tidak melunturkan kehidupan hijau di sana dan menjaga keasriannya, sehingga tidak membuat para petani merugi justru untung menemukan penghidupannya kembali.
 
"Senang melihat Bapak-Bapak TNI yang lagi kerja membangun jalan. Pagi-pagi Bapak-Bapak kita sudah memukuli batu, angkut pasir dan semen untuk membuat senderan jalan. Kita sangat senang melihat semangat mereka dalam bekerja," katanya.

Baca juga: Siswa SMA Khadijah Surabaya Tampilkan "Laskar Bali" (video)
 
 
Desa Budaya
Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur tersebut merupakan salah satu desa yang menjadi desa budaya di wilayah Provinsi Bali serta selalu ditonjolkan dalam ajang perhelatan Internasional, apalagi Bali sebagai Barometer Pariwisata sangat memiliki pengaruh tidak hanya di Indonesia tapi juga dalam skala Dunia. Dengan memiliki Desa Budaya ini menjadikan Desa Kertalangu sebagai tujuan kunjungan wisatawan seperti wisata panorama alam persawahannya yang asri maupun lokasi Monumen Gong Perdamaian Dunia yang berdiri pada akhir Tahun 2002.
 
Di monumen tersebut juga terdapat patung tokoh-tokoh dunia yang telah berjasa memperjuangkan perdamaian dunia seperti Soekarno, Mikhail Gorbachev, Willy Brandt, Mother Teresa of Calcutta, Marti Ahtisaari, Kofi Annan, dan Barrack Obama.
 
Tidak hanya itu, berbagai kebudayaan dan berbagai unsur-unsur adat yang menjadi daya tarik di Bali juga tersimpan rapi dalam catatan Desa Budaya Kertalangu. Berbagai ajang kebudayaan, juga selalu menyasar Desa Budaya Kertalangu sebagai corongnya. Tak heran, jika pandemi ini perlahan merampas sumber penghasilan warga setempat, yang kian menurun.

Efek pariwisata yang juga semakin menipis karena COVID-19, membuat warga sempat kebingungan mencari jalan keluar. Dengan adanya kehadiran TNI di Desa Kertalangu memberikan sebuah harapan bagi warga setempat yang juga mengharapkan bantuan untuk mempermudah akses penghidupannya. Salah satunya, menjadikan akses wisata menuju Monumen Gong Perdamaian Dunia semakin terjangkau.
 
Dansatgas TMMD ke-109 Kolonel Inf I Made Alit Yudana berharap melalui program TMMD ke-109 yang tepat sasaran dan tepat waktu, khususnya di Desa Kertalangu sebagai desa budaya tersebut dapat memberikan manfaat lebih terhadap pulihnya perekonomian, meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan kembali menjaga dan memamerkan Desa Budaya sebagai lahan pariwisata di Bali.
 
Dalam Desa Budaya ini, ada Gong Perdamaian Dunia yang menjadi daya tarik utama untuk mendorong perekonomian di Bali. Gong Perdamaian Dunia juga menampilkan lambang-lambang bendera dari seluruh negara di dunia yang berada di tengah-tengah taman. Penggabungan seni dan pencahayaan di waktu malam menambah eksotisnya Gong Perdamaian Dunia sebagai salah satu objek utama dan yang paling dikenal di Desa Kertalangu.
 
Gong Perdamaian Dunia menjadi satu kesatuan dengan unsur Desa Budaya yang mengangkat derajat Desa Kertalangu. Khusus Gong Perdamaian Dunia ini, juga dikelilingi patung dari tokoh -tokoh penting berbagai negara yang telah mendukung lahirnya perdamaian. Sempat mengalami penurunan, pamor Desa Budaya dan keberadaan Gong Perdamaian Dunia akibat COVID digambarkan seperti makanan tanpa garam, hambar tak berbentuk rasa.
 
Terletak di tengah padatnya penduduk dan lalu lintas membuat Desa Kertalangu menyisakan kesan sisi lain dari Sudut Kota Denpasar. Desa Budaya juga menjual ilmu dan pengetahuan bagi siswa-siswa yang telah menjadwalkan kunjungannya. Tidak hanya siswa di Bali, tetapi juga menjadi salah satu pilihan bagi siswa di luar Pulau Dewata Bali.
 
Ya, Desa Budaya Kertalangu juga menjadi salah satu objek yang diperhitungkan keberadaannya karena tidak hanya menarik wisatawan domestik tapi juga memiliki pesona bagi wisatawan mancanegara. Kehidupan sekelilingnya yang alami, ditambah dengan kentalnya kebudayaan Bali, membuat setiap individu yang berkunjung selalu meninggalkan decak kagum. 
 
"Ada rasa bangga yang terselip di setiap semangat para prajurit, karena membangun Desa Budaya Kertalangu juga berarti menjaga kekayaan Desa Kertalangu berupa kerajinan unik berbahan dari jenis batu dan kaca, seperti patung, guci, keramik, lilin dan sebagainya. Kami senang dapat menjaga warisan dan kekayaan leluhur yang tidak bisa tergantikan oleh apapun," kata Dansatgas TMMD ke-109 Kolonel Inf I Made Alit Yudana.
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020