Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meletakkan batu pertama sebagai tanda memulai restorasi Rumah Nyoman Rai Serimben atau ibunda Bung Karno di Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Buleleng, Minggu siang.
“Restorasi rumah ibunda Bung Karno diharapkan tetap mengikuti atau menyerupai bangunan aslinya,” kata Bupati Suradnyana.
Bupati Suradnyana yang terus berkoordinasi dengan keluarga besar Bale Agung (Keluarga Nyoman Rai Srimben) untuk menggali lebih dalam seperti apa kondisi lingkungan dan bangunan di zaman dahulu.
Baca juga: HUT ke-75 RI, Masyarakat Desa Adat Buleleng kibarkan bendera di rumah ibunda Bung Karno
"Areal rumah Rai Srimben untuk dibuat mirip sesuai dengan dokumen-dokumen yang masih tersimpan. Kami akan coba lihat-lihat lagi foto-foto lama. Untuk lingkungannya seperti apa. Kami tetap berupaya agar lingkungannya dikembalikan," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Buleleng melalui Dinas Kebudayaan mengusulkan restorasi ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Usulan restorasi, kata dia, karena rumah keluarga Nyoman Rai Serimben yang usianya ratusan tahun ini memang kondisinya sangat memprihatinkan.
Atapnya yang berbahan seng sudah berkarat dan banyak yang berlubang dan temboknya yang terbuat dari susunan batu bata juga mulai keropos akibat usianya yang tergolong tua.
Proposal restorasi yang diusulkan Dinas Kebudayaan disetujui oleh BPCB dengan pagu anggaran sebesar Rp160 juta.
Baca juga: Buleleng akan bangun "Soekarno Heritage"
Sementara itu, perwakilan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali Giri Prayoga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendiskusikan perubahan restorasi pada rumah Rai Srimben dengan Pemerintah Buleleng melalui Disbud Buleleng dan pihak keluarga besar Bale Agung Singaraja.
Pada restorasi ini dipastikan tidak ada kegiatan penggalian terhadap dasar bangunan. Hanya saja sudah diperkirakan ada sedikit kenaikan sisi bangunan sekitar 10 sentimeter sampai 15 cm karena dari sisi tangga yang paling bawah kelihatan pendek, adanya penimbunan dasar bangunan.
"Ada kenaikan sedikit karena memang mengembalikan ke aslinya," ucap Giri Prayoga.
Untuk bahan baku, kata dia, akan tetap mempergunakan bahan baku aslinya.
Ia menyebutkan beberapa bahan yang sulit, seperti batu bata karena batu bata pada bangunan itu bentuknya sedikit berbeda-beda. Ada yang ukuran kecil dan ada ukuran besar.
"Kalau target tuntas, tentu saja di awal bulan Desember 2020. Jadi, ini harus selesai dengan tepat waktu," kata Giri Prayoga.
Baca juga: Gubernur Bali: nilai-nilai Tri Sakti Bung Karno tembus zaman
Dalam kesempatan itu, penglingsir di Banjar Bale Agung Jro Mangku Made Arsana mengaku senang jika pemerintah akhirnya melakukan restorasi terhadap rumah ibunda Bung Karno.
Pihaknya pun tak menampik jika melakukan restorasi rumah yang berusia ratusan tahun bukanlah hal yang mudah sebab harus mampu mengembalikan seperti nuansa ratusan tahun lalu.
"Yang jelas kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah untuk merestorasi rumah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
“Restorasi rumah ibunda Bung Karno diharapkan tetap mengikuti atau menyerupai bangunan aslinya,” kata Bupati Suradnyana.
Bupati Suradnyana yang terus berkoordinasi dengan keluarga besar Bale Agung (Keluarga Nyoman Rai Srimben) untuk menggali lebih dalam seperti apa kondisi lingkungan dan bangunan di zaman dahulu.
Baca juga: HUT ke-75 RI, Masyarakat Desa Adat Buleleng kibarkan bendera di rumah ibunda Bung Karno
"Areal rumah Rai Srimben untuk dibuat mirip sesuai dengan dokumen-dokumen yang masih tersimpan. Kami akan coba lihat-lihat lagi foto-foto lama. Untuk lingkungannya seperti apa. Kami tetap berupaya agar lingkungannya dikembalikan," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Buleleng melalui Dinas Kebudayaan mengusulkan restorasi ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Usulan restorasi, kata dia, karena rumah keluarga Nyoman Rai Serimben yang usianya ratusan tahun ini memang kondisinya sangat memprihatinkan.
Atapnya yang berbahan seng sudah berkarat dan banyak yang berlubang dan temboknya yang terbuat dari susunan batu bata juga mulai keropos akibat usianya yang tergolong tua.
Proposal restorasi yang diusulkan Dinas Kebudayaan disetujui oleh BPCB dengan pagu anggaran sebesar Rp160 juta.
Baca juga: Buleleng akan bangun "Soekarno Heritage"
Sementara itu, perwakilan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali Giri Prayoga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendiskusikan perubahan restorasi pada rumah Rai Srimben dengan Pemerintah Buleleng melalui Disbud Buleleng dan pihak keluarga besar Bale Agung Singaraja.
Pada restorasi ini dipastikan tidak ada kegiatan penggalian terhadap dasar bangunan. Hanya saja sudah diperkirakan ada sedikit kenaikan sisi bangunan sekitar 10 sentimeter sampai 15 cm karena dari sisi tangga yang paling bawah kelihatan pendek, adanya penimbunan dasar bangunan.
"Ada kenaikan sedikit karena memang mengembalikan ke aslinya," ucap Giri Prayoga.
Untuk bahan baku, kata dia, akan tetap mempergunakan bahan baku aslinya.
Ia menyebutkan beberapa bahan yang sulit, seperti batu bata karena batu bata pada bangunan itu bentuknya sedikit berbeda-beda. Ada yang ukuran kecil dan ada ukuran besar.
"Kalau target tuntas, tentu saja di awal bulan Desember 2020. Jadi, ini harus selesai dengan tepat waktu," kata Giri Prayoga.
Baca juga: Gubernur Bali: nilai-nilai Tri Sakti Bung Karno tembus zaman
Dalam kesempatan itu, penglingsir di Banjar Bale Agung Jro Mangku Made Arsana mengaku senang jika pemerintah akhirnya melakukan restorasi terhadap rumah ibunda Bung Karno.
Pihaknya pun tak menampik jika melakukan restorasi rumah yang berusia ratusan tahun bukanlah hal yang mudah sebab harus mampu mengembalikan seperti nuansa ratusan tahun lalu.
"Yang jelas kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah untuk merestorasi rumah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020