Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menargetkan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri tetap berjalan dan selesai sesuai rencana, yaitu Desember 2020.

"Kalau bisa dicarikan jalan keluar mengenai pendanaan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri ini agar bisa selesai pada bulan Desember 2020, terutama bersama dengan DPRD Kabupaten Buleleng dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mencari penyelesaian," katanya di Singaraja, Senin.

Saat meninjau progres pengerjaan revitalisasi Pasar Banyuasri, Bupati mengatakan penyelesaian proyek ini penting mengingat wajah kota sedikit terganggu dengan adanya pasar tumpah yang meluber sebagai konsekuensi proyek ini.

"Belum lagi macet. Saya sebagai kepala daerah ada pertimbangan-pertimbangan. Ada COVID-19 sampai dengan kemampuan keuangan kita yang terbatas. Nanti, TAPD yang mencari jalan keluarnya, sehingga sementara masih pasang target bulan Desember 2020 selesai," jelasnya.

Bupati Suradnyana mengatakan masalah itu akan didiskusikan secara intens dengan Ketua TAPD yaitu Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng.

Baca juga: Buleleng bentuk tim verifikasi pariwisata masuki Normal Baru

"Bagaimana nantinya langkah-langkah yang akan diambil. Ketua TAPD pasti akan merapatkan dan memikirkan langkah-langkah tersebut, sehingga proyek ini bisa diselesaikan pada akhir tahun 2020. Kebijakan saya tentu berharap betul bulan Desember 2020 bisa diselesaikan semuanya dan pasar segera dibuka," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, I Putu Adiptha Eka Putra, ST., MM, yang ikut mendampingi Bupati PAS saat peninjauan mengungkapkan terkait dengan skema pendanaan, ranahnya ada di Sekda Buleleng dan TAPD.

"Dinas PUTR fokus pada pembangunan fisik. Dinas PUTR kemungkinan juga akan diundang untuk membahas skema yang akan digunakan. Segera dibahas. Kami di PUTR siap saja. Apa yang terbaik untuk Buleleng, kami siap lakukan. Namun, kami memberi saran agar skema yang akan dilakukan dikoordinasikan dulu dengan pihak terkait agar akuntabilitas dan masalah hukum menjadi clear," ungkapnya.

Terkait dengan pandemi COVID-19, ia mengatakan ada rasionalisasi dana sebesar Rp56 miliar. Kondisi saat ini, termin pembayaran masih dilakukan sampai bulan Juli 2020. Setelah itu, seharusnya sudah ada anggaran untuk membayar. Itu yang perlu disiapkan. Anggaran tersebut yang sekarang perlu dikebut.

"Karena ini sudah menjadi keinginan Bapak Bupati. Saya yakin Sekda Buleleng akan bekerja cepat untuk menyiapkan skema-skema yang akan disiapkan," kata Adiptha eka Putra.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT. Tunas Jaya Sanur, I Made Budi Admika menyebutkan realisasi pengerjaan sampai saat ini mencapai 54 persen. Besaran tersebut sudah melebihi target sebesar 3 persen.

"Selama belum ada skema yang dijalankan, kami fokus pada penyelesaian dan pengerjaan sesuai kontrak sampai dengan Desember 2020. Kami masih menunggu skema apa yang disampaikan oleh pemerintah daerah. Sambil menunggu, kami tetap bekerja. Mudah-mudahan skemanya cepat diputuskan," katanya.

Baca juga: Warga Wanagiri-Buleleng kelola hutan desa untuk tanaman kopi
 

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020