Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mengapresiasi sikap "menyama braya" warga Kusamba membantu pasien dari Pulau Nusa Penida, dengan menyandarkan perahu cepat di Pelabuhan Banjar Bias, Desa Kusamba, Jumat (17/4), saat pelabuhan ditutup, mengantisipasi pandemi COVID-19.
"Mendengar ada warga dari Nusa Penida yang memerlukan bantuan penanganan medis dengan gejala sesak napas untuk dirawat di RSUD Klungkung itu, saya turun ke lokasi dan melihat sendiri bagaimana kerja sama masyarakat dengan rasa persaudaraan yang tinggi membantu proses bersandar perahu boat di Pelabuhan Banjar Bias," katanya dalam siaran pers yang diterima dari Humas Pemkab Klungkung di Klungkung, Sabtu.
Mengetahui kabar tersebut, Bupati Nyoman Suwirta mengucapkan terima kasih kepada warga yang dengan tulus membantu masyarakat Nusa Penida yang memerlukan bantuan medis.
"Bayangkan jika tidak ada masyarakat Kusamba yang membantu proses bersandar perahu boat, karena ditolak ketika akan bersandar di Pelabuhan Padangbai," katanya.
Ia berharap, semangat persaudaraan "menyama braya" tetap dijaga dengan baik, bahkan bila perlu ditingkatkan.
Ia mengingatkan kepada masyarakat Klungkung untuk meningkatkan semangat "menyama braya", saling asah, asih, asuh yang sesungguhnya dalam membantu masyarakat yang mengalami kesulitan.
Salah satu Pecalang Desa Adat Banjar Bias, I Komang Sudarma, mengaku masyarakat setempat membantu bersandarnya perahu cepat itu demi keselamatan pasien.
Pasien tersebut, saat ini dirawat di Sal D RSUD Klungkung, mengingat sebelumnya sudah pernah melakukan tes cepat COVID-19 dengan hasil negatif.
"Sebagai masyarakat umum tentu harus saling membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan," kata Klian Banjar Adat Bias Desa Kusamba, Made Segara.
Secara terpisah, Bendesa Adat Padangbai, I Komang Nuriada, membantah warganya menolak pasien.
"Sekitar pukul 17.30 Wita, tiba-tiba ada boat cepat langsung merapat di Dermaga Rakyat Padangbai tanpa ada komunikasi ataupun koordinasi terlebih dahulu dengan pihak KSOP Padangbai," katanya.
Saat itu, ada warga yang kebetulan melihat perahu tersebut sandar, maka warga langsung menanyakan kepada kru perahu cepat itu tentang kedatangannya karena semua kru perahu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap penanganan COVID-19.
Baca juga: Klungkung siapkan ruang isolasi pasien COVID-19
Selang beberapa menit, datang ambulans dan paramedis yang juga menggunakan APD lengkap.
"Karena itu, warga Padangbai menanyakan kepada sopir ambulans, Pak, kenapa pasien tidak diturunkan di Kusamba, kan lebih dekat dengan RS Klungkung? Sopir itu menjawab, Kemungkinan di Kusamba ditolak. Maka, warga itu pun jadi khawatir dan meminta agar pasien jangan dulu diturunkan karena perlu standar prosedur kesehatan," katanya.
Akhirnya, warga Padangbai menghubungi Ketua Satgas Gotong Royong COVID-19 Padangbai. Setelah ketua satgas datang dan berkomunikasi, maka perahu diminta agar mengapung dulu sementara, karena kondisi saat itu warga merasa resah, lalu ketua satgas segera berkoordinasi dengan pihak KSOP dan Kesehatan Pelabuhan agar dibantu untuk penanganan pasien sesuai protokol.
"Namun, setelah sepakat boat tersebut mau disandarkan ke pelabuhan feri agar dapat tertangani langsung dengan peralatan/protokoler yang telah lengkap di Kesehatan Pelabuhan Padangbai, ternyata boat tersebut sudah langsung balik arah dan pergi meninggalkan Pelabuhan Padangbai. Jadi, kami tidak menolak pasien, tapi kami membutuhkan waktu untuk berkoordinasi, karena penanganan COVID-19 perlu sesuai protokol," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Mendengar ada warga dari Nusa Penida yang memerlukan bantuan penanganan medis dengan gejala sesak napas untuk dirawat di RSUD Klungkung itu, saya turun ke lokasi dan melihat sendiri bagaimana kerja sama masyarakat dengan rasa persaudaraan yang tinggi membantu proses bersandar perahu boat di Pelabuhan Banjar Bias," katanya dalam siaran pers yang diterima dari Humas Pemkab Klungkung di Klungkung, Sabtu.
Mengetahui kabar tersebut, Bupati Nyoman Suwirta mengucapkan terima kasih kepada warga yang dengan tulus membantu masyarakat Nusa Penida yang memerlukan bantuan medis.
"Bayangkan jika tidak ada masyarakat Kusamba yang membantu proses bersandar perahu boat, karena ditolak ketika akan bersandar di Pelabuhan Padangbai," katanya.
Ia berharap, semangat persaudaraan "menyama braya" tetap dijaga dengan baik, bahkan bila perlu ditingkatkan.
Ia mengingatkan kepada masyarakat Klungkung untuk meningkatkan semangat "menyama braya", saling asah, asih, asuh yang sesungguhnya dalam membantu masyarakat yang mengalami kesulitan.
Salah satu Pecalang Desa Adat Banjar Bias, I Komang Sudarma, mengaku masyarakat setempat membantu bersandarnya perahu cepat itu demi keselamatan pasien.
Pasien tersebut, saat ini dirawat di Sal D RSUD Klungkung, mengingat sebelumnya sudah pernah melakukan tes cepat COVID-19 dengan hasil negatif.
"Sebagai masyarakat umum tentu harus saling membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan," kata Klian Banjar Adat Bias Desa Kusamba, Made Segara.
Secara terpisah, Bendesa Adat Padangbai, I Komang Nuriada, membantah warganya menolak pasien.
"Sekitar pukul 17.30 Wita, tiba-tiba ada boat cepat langsung merapat di Dermaga Rakyat Padangbai tanpa ada komunikasi ataupun koordinasi terlebih dahulu dengan pihak KSOP Padangbai," katanya.
Saat itu, ada warga yang kebetulan melihat perahu tersebut sandar, maka warga langsung menanyakan kepada kru perahu cepat itu tentang kedatangannya karena semua kru perahu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap penanganan COVID-19.
Baca juga: Klungkung siapkan ruang isolasi pasien COVID-19
Selang beberapa menit, datang ambulans dan paramedis yang juga menggunakan APD lengkap.
"Karena itu, warga Padangbai menanyakan kepada sopir ambulans, Pak, kenapa pasien tidak diturunkan di Kusamba, kan lebih dekat dengan RS Klungkung? Sopir itu menjawab, Kemungkinan di Kusamba ditolak. Maka, warga itu pun jadi khawatir dan meminta agar pasien jangan dulu diturunkan karena perlu standar prosedur kesehatan," katanya.
Akhirnya, warga Padangbai menghubungi Ketua Satgas Gotong Royong COVID-19 Padangbai. Setelah ketua satgas datang dan berkomunikasi, maka perahu diminta agar mengapung dulu sementara, karena kondisi saat itu warga merasa resah, lalu ketua satgas segera berkoordinasi dengan pihak KSOP dan Kesehatan Pelabuhan agar dibantu untuk penanganan pasien sesuai protokol.
"Namun, setelah sepakat boat tersebut mau disandarkan ke pelabuhan feri agar dapat tertangani langsung dengan peralatan/protokoler yang telah lengkap di Kesehatan Pelabuhan Padangbai, ternyata boat tersebut sudah langsung balik arah dan pergi meninggalkan Pelabuhan Padangbai. Jadi, kami tidak menolak pasien, tapi kami membutuhkan waktu untuk berkoordinasi, karena penanganan COVID-19 perlu sesuai protokol," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020