Gubernur Bali Wayan Koster mengharapkan keterlibatan  masyarakat ikut memberikan evaluasi berupa kritik dan saran yang konstruktif untuk dijadikan pembenahan keberlangsungan pelaksanaan PKB dari segi substansi maupun tata cara pelaksanaan agar semakin berkualitas. 

"Penyelenggaraan PKB kali ini merupakan yang pertama di era kepemimpinan saya bersama pasangan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, mohon dikritisi, yang baik katakan baik, yang kurang katakan kurang, agar pelaksanaan PKB tahun depan bisa kita tingkatkan lagi kualitasnya," kata Koster setelah menyaksikan pementasan Tari Makepung garapan Sanggar Suar Agung Jembrana di Taman Budaya, Minggu (7/7) malam.

Selain itu, di tengah derasnya modernisasi yang penuh dinamika, para generasi muda dan masyarakat diharapkan harus terus membangun, memelihara dan mencintai seni dengan segala pesan yang terkandung di dalamnya.

"Agar Bali ini tetap bisa eksis dan lebih maju dalam menghadapi arus globalisasi ke depan. Kita terus bangun kesejahteraan masyarakat melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menuju Bali era Baru," kata Koster.

Menurut dia, seni budaya merupakan roh pariwisata Bali, dan mayoritas masyarakatnya menggantungkan sumber penghidupan dari sektor ini. Oleh karena itu, menghadapi tantangan kemajuan modernisasi kekinian, masyarakat harus makin kuat mencintai seni budaya warisan leluhur, dengan cara tetap melestarikan, mengembangkan dan mengaktualisasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca juga: Wagub harapkan ide penguatan visi Bali

Pada kesempatan itu, tak ketinggalan pula Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali  Putri Suastini Koster ikut terlibat secara langsung menari dalam pementasan Tari Makepung. Hal ini sebagai bagian ikut berperan serta melestarikan seni budaya daerah. 

Semasa gadis, Suastini Koster sendiri dikenal sebagai seniman profesional multitalenta. Ia pada tahun 1984 pernah tampil dalam pementasan yang sama, sehingga bisa dibilang ia adalah  dari senior dari sebagian seniman tari yang tampil pada malam itu.

Tari Makepung yang dibawakan  Suastini Koster menceritakan tentang  sekawanan kerbau yang harus menunggu makanan pemberian dari si pengembala. Lantas, setiap kata yang diucapkan si penggembala itupun menjelma sebagai suatu perintah yang harus dilaksanakan bagi kawanan kerbau tersebut.

Tarian ini diciptakan oleh maestro Jegog asal Jembrana I Ketut Suentra pada tahun 1984, yang berawal dari keinginan menjadikan Jembrana semakin dikenal. 

Pementasan diawali dengan alunan Jegog berupa Tabuh Teruntungan Dhamar Hyang yang merupakan alat musik khas Jembrana. Dilanjutkan dengan pementasan Tari Putri Bambu yang mencerminkan tentang prinsip kehidupan, bahwa sebagai ciptaan Tuhan harus senantiasa mengayomi seperti layaknya pohon bambu. Yakni, semakin tinggi kehidupannya, dia akan selalu melihat ke bawah.

Setelah itu, kembali dilantunkan instrumen musik dari bambu yakni tabuh Darmakusuma, yang memiliki makna bahaw proses mencapai suatu kesuksesan berkarya memerlukan keuletan, kesabaran dan pengorbanan dengan diimbangi oleh sikap atau etika yang baik. 

Tabuh ini juga merupakan karya I Ketut Suentra. Salah seorang seniman terbaik Jembrana yang dikenal dalam kiprahnya membesarkan kesenian jegog sebagai kesenian khas Bali Barat hingga terkenal di mancanegara. 

Baca juga: Putri Koster persembahkan puisi "Aku Papua" pada Pesta Kesenian Bali

Atas dedikasinya itu, Pemerintah Provinsi Bali mengganjar dirinya dengan penghargaan Dharma Kusuma, suatu penghargaan tertinggi terhadap tokoh seni terhadap dedikasi mereka berkesenian serta melestarikan seni budaya Bali. Dari penghargaan muncul ide dirinya untuk menciptakan karya tari dengan tema Dharma Kusuma. 

Berikutnya dipersembahan pementasan tari Suar Agung yang memiliki makna tentang penggambaran Sinar Suci Tuhan. Suar sendiri berarti Sinar, sedangkan Agung bermakna besar, dengan tema kepahlawanan. Selanjutnya disusul pementasan tabuh Mebarung, tabuh Pengungkab Sabda dan diakhiri dengan penampilan tari Pringgraha.

Sementara itu, pemilik Sanggar Suar Agung Oka Arta Negara menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Bali yang telah memberikan pihaknya tampil pada ajang seni budaya terakbar di Bali tersebut.

Baca juga: Gubernur Bali: Pesta Kesenian untuk tebarkan spirit toleransi (video)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019