Mangupura (ANTARA) - Seniman Sanggar Seni Cakup Kaler, Banjar Semanik, Desa Pelaga, Kabupaten Badung, Bali menghibur penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 yang menyaksikan Rekasadana atau Pagelaran Semara Pegulingan.
“Kami menampilkan pementasan yang memiliki filosofi keharmonisan alam semesta beserta isinya di era sekarang dengan pesan bagaimana agar alam semesta dan isinya berjalan harmonis sesuai tema PKB tahun ini yakni Jagat Kerthi,” ujar Ketua Sanggar Cakup Kaler I Gede Adi Mahendra di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan Sanggar Seni Cakup Kaler merupakan wadah berkumpulnya para pelaku seni muda dengan seniman-seniman yang tergabung yang tampil dalam pagelaran ini semuanya berasal dari wilayah Kecamatan Petang.
Pihaknya melakukan persiapan sebelum tampil menghibur penonton PKB ke-47 kurang lebih selama empat bulan sehingga bisa beraksi secara maksimal.
“Kami bangga para penari dan penabuh bisa tampil maksimal dan bisa menjadi kebanggaan Kabupaten Badung,” kata dia.
Gede Adi Mahendra menjelaskan pada penampilan itu Sanggar Seni Cakup Kaler membawakan tiga materi yang terdiri dari Tabuh Klasik Sekar Emas, Legong Kreasi Bhima Sakti dan Tabuh Kreasi Mangu Puja.
Tabuh Sekar Emas merupakan sebuah tabuh klasik Semara Pegulingan yang lahir pada era tahun 1930/1940an yang diciptakan oleh maestro seniman tabuh I Wayan Lotring.
“Tabuh ini sebetulnya terinspirasi dari mekarnya bunga yang berkilauan bagaikan emas yang kemudian dituangkan dalam sebuah garapan seni tabuh,” jelas dia.
Selanjutnya penampilan dilanjutkan dengan Tari Legong Bhima Sakti mengisahkan tentang runtuhnya Kerajaan Mengwi di tangan Kerajaan Badung.
“Melalui kisah ini digambarkan bahwa keseimbangan dunia bukan lahir dari kekuasaan semata, melainkan cinta, pengorbanan, serta kesadaran akan keterhubungan segala unsur kehidupan,” pungkas dia.
