Kepala Sub Direktorat Informasi dan Komunikasi Kesehatan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Marrolli J Indarto, menegaskan bahwa Forum Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) yang juga diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Gianyar akan dapat menyediakan informasi yang cukup pada remaja dan orang tua untuk mencegah stunting (kerdil) atau untuk kampanye penurunan prevalensi stunting.
“Pencegahan stunting sangatlah bergantung pada peran aktif keluarga dan komunitas untuk mengubah perilaku dan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Untuk itu, Kominfo terus berkomitmen bahwa penyediaan informasi terkait isu stunting yang mudah diakses dan dipahami masyarakat, salah satuya melalui forum GenBest,” ujar Marrolli J Indarto, kala membuka Forum GenBest di Gianyar, Selasa.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, selaku koordinator kampanye nasional penurunan prevalensi stunting menyelenggarakan Forum Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) di beberapa Kabupaten/Kota prioritas penanganan stunting di Indonesia, termasuk di Kabupaten Gianyar.
GenBest sendiri merupakan inisiasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data di Kementerian Kominfo, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari 160 kabupaten/kota prioritas stunting tahun 2018-2019. Sosialisasi menargetkan remaja putri termasuk dari sepuluh desa prioritas yaitu Desa Lebih, Siangan, Sanding, Manukaya, Lodtunduh, Singakerta, Kedisan, Pupuan, Taro dan Desa Bresela.
Marrolli juga memaparkan informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak juga disebarkan dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid dan @infokompmk. Selain itu, aplikasi android “anak sehat” juga sudah bisa diunduh dan digunakan sebagai alat pantau digital pada tumbuh kembang anak.
Ia juga menambahkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah bekerja keras menurunkan tingkat prevalensi stunting, dari 37,2 persen (Riskedas 2013) menjadi 30,8 persen (Riskedas 2018). “Meski turun signifikan angka tersebut masih tinggi karena tiga dari sepuluh balita di Indonesia masih mengalami stunting.
Namun, pemerintah optimistis angkanya semakin turun karena rgam kebijakan intervensi penanggulangan stunting. Secara definisi , stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu sejak janin hingga anak berusia 24 bulan.
Pemerintah melakukan intervensi dalam dua skema. Pertama, intervensi spesifik atau gizi dengan melakukan pemberian makanan tambahan untuk ib hamil dan anak, suplementasi gizi, pemberian tablet tambah drah serta konsultasi. Kedua, intervensi sensitive atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbung pangan, alokasi dana desa, sedukasi serta sosialisasi.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Gianyar, I Wayan Sudamia, Bupati Gianyar mengatakan penanganan stunting agar dilakukan secara menyeluruh tidak hanya fokus pada sisi kesehatannya, tetapi juga menyangkut faktor lain yang turut mempengaruhi terjadinya stunting, seperti faktor lingkungan dan sanitasi.
Wayan Sudamia juga mengajak seluruh stakeholder dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Gianyar agar menyatukan gerak langkah dalam menyusun dan melaksanakan program pencegahan dan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Gianyar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019