Gianyar (Antaranews Bali) - Sebanyak 656 kader pos pelayanan terpadu (posyandu) dari Kabupaten Gianyar, Bali, mengikuti pelatihan untuk menindaklanjuti temuan kondisi badan seseorang atau anak yang lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan orang lain seusianya ("stunting").
"Pelatihan kepada kader posyandu itu dilakukan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)," kata Kepala Bidang Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Dinas PMD Kabupaten Gianyar Ida Ayu Ketut Surya Adnyani, dalam siaran Pers Humas Gianyar yang diterima Minggu.
Pemkab Gianyar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa setempat telah menggelar pelatihan Sistem Informasi Posyandu (SIP) bagi ratusan ketua kader Posyandu, dan petugas gizi se-Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan di aula Mandala Wisata Pura Samuan Tiga, Bedulu, Kecamatan Blahbatuh selama empat hari sejak Jumat (20/4).
Berdasarkan data hasil pemantauan status gizi (PSG) Provinsi Bali 2017, di Kabupaten Gianyar terdapat 22,2 persen anak-anak dengan kondisi "stunded" (pendek).
Menurut Surya Adnyani, penyebab utama terjadinya kondisi stunting akibat kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin/bayi. Adapun berbagai faktor lainnya, dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi, minimnya asupan ASI dan zat besi, genetik, dan faktor ekonomi.
Untuk itu, perlu langkah penanggulangan, karenanya UPT Kesmas berperan penting dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat, terutama yang berdomisili di pelosok-pelosok desa, sehingga pelayanan terpadu dari kader-kader posyandu dalam melaksanakan penyuluhan dan menyediakan fasilitas vaksin dan deteksi dini.
Penanganan tersebut harus konkret, dan tersistem dalam jaringan/online, supaya lebih mudah diakses kapanpun dan dimanapun. "Disinilah peran SIP," ucap Dayu Surya yang mantan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gianyar itu.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya para ibu-ibu, untuk lebih melek terhadap perkembangan teknologi informasi. Jangan merasa enggan untuk berkonsultasi masalah kesehatan terhadap para tenaga medis.
"Yang paling penting adalah ibu hamil, harus aktif menggali informasi gizi," ucap Dayu Surya.
Sementara itu , Kepala Seksi Kesejahteraan Keluarga DPMD Kabupaten Gianyar Ni Wayan Sriani mengatakan, pelatihan SIP sangat penting dilaksanakan dalam upaya memvalidasi data kegiatan Posyandu di tingkat banjar, desa, kelurahan, dan kecamatan.
Kegiatan dilaksanakan selama empat hari melibatkan 656 peserta, yang terdiri dari ketua kader posyandu, operator SIP desa, operator SIP kecamatan, dan petugas gizi UPT Kesmas se-Kabupaten Gianyar. (ed)