Singaraja (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng mengantisipasi ancaman gempa bumi dan tsunami dengan melakukan penilitian terhadap potensi bencana alam tersebut di pesisir utara Pulau Bali.

Asisten III Setda Buleleng I Ketut Asta Semadhi dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional di Taman Kota Singaraja, Kamis, mengatakan penelitian yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng itu menyebutkan  di pesisir utara Pulau Bali  terdapat tiga lempeng yaki Tejakula, Seririt hingga Batukaru dan lempeng Gerokgak di bagian barat daerah tersebut.

"Pergerakan lempeng ini dapat mengakibatkan gempa yang berpotensi tsunami," katanya saat menjadi pembina apel peringatan HKB itu.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng I Made Subur menjelaskan penelitian dilakukan mulai dari pesisir barat Buleleng hingga ke ujung timur. Peneliti juga akan memperkirakan sejauh mana air akan meluap jika terjadi tsunami. "Kami sekarang tinggal menunggu hasil akhir dari peneliti. Penelitian sudah mulai dari enam hari lalu. Biasanya jika terdapat banyak patahan maka penelitian bisa lama dilakukan," jelasnya.

Selain melakukan apel, untuk memperingati HKB juga dilakukan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi yang dilakukan jajaran instansi terkait mulai dari BPBD, BASARNAS, Pemadam Kebakaran, PMI, dan TNI/Polri.

Simulasi diawali dengan bunyi sirine terjadinya gempa bumi, lalu terjadi kebakaran. Seluruh masyarakat dan siswa berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Mereka keluar dengan menutup bagian kepala untuk menghindari jatuhnya reruntuhan.

Dalam simulasi ini BPBD Buleleng, Basarnas, Pemadam Kebakaran, PMI, dan TNI/Polri sigap datang ke tempat kejadian. "Simulasi diadakan agar kita selalu waspada terhadap terjadinya bencana di Buleleng," kata Subur. (*)

Pewarta: Adnyana

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018