Singaraja (Antaranews Bali) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Buleleng, Bali merancang rumah aman untuk menampung anak-anak korban kekerasan, lanjut usia (lansia) telantar, dan pengemis yang terjaring operasi tim yustisi.
"Kami sedang membicarakan anggaran bersama DPRD. Mudah-mudahan tahun 2019 bisa terwujud, atau setidaknya tahun 2020 sudah bisa dibangun," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Gede Komang di Singaraja, Kamis.
Gede Komang menjelaskan, lahan seluas 800 meter persegi (delapan are) untuk pembangunan rumah aman sudah disiapkan. Lokasinya tepat di belakang kantor Dinas Sosial di Jalan Veteran Singaraja. Rencananya rumah aman itu dibangun dua lantai dengan anggarannya sekitar Rp4 miliar.
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPP-PA) Kabupaten Buleleng dr Ni Made Sukarmini, juga menilai Buleleng memang memerlukan adanya rumah aman.
Selama ini setiap terjadi kasus kekerasan yang melibatkan perempuan dan anak, pihaknya kesulitan mencari tempat yang aman dan nyaman untuk menampung korban tindak kekerasan. Di rumah aman itu akan dibangun ruangan untuk dijadikan tempat konseling, mengadu dan memberikan perlindungan bagi korban kekerasan.
"Jadi, bukan hanya untuk menampung korban, rumah aman juga untuk tempat konseling," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami sedang membicarakan anggaran bersama DPRD. Mudah-mudahan tahun 2019 bisa terwujud, atau setidaknya tahun 2020 sudah bisa dibangun," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Gede Komang di Singaraja, Kamis.
Gede Komang menjelaskan, lahan seluas 800 meter persegi (delapan are) untuk pembangunan rumah aman sudah disiapkan. Lokasinya tepat di belakang kantor Dinas Sosial di Jalan Veteran Singaraja. Rencananya rumah aman itu dibangun dua lantai dengan anggarannya sekitar Rp4 miliar.
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPP-PA) Kabupaten Buleleng dr Ni Made Sukarmini, juga menilai Buleleng memang memerlukan adanya rumah aman.
Selama ini setiap terjadi kasus kekerasan yang melibatkan perempuan dan anak, pihaknya kesulitan mencari tempat yang aman dan nyaman untuk menampung korban tindak kekerasan. Di rumah aman itu akan dibangun ruangan untuk dijadikan tempat konseling, mengadu dan memberikan perlindungan bagi korban kekerasan.
"Jadi, bukan hanya untuk menampung korban, rumah aman juga untuk tempat konseling," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018