Denpasar (Antaranews Bali) - Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar ingin lebih banyak dapat menyebarkan nilai-nilai Hindu yang berkontribusi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui publikasi di berbagai jurnal internasional.
"Mengapa berorientasi pada jurnal internasional, supaya dunia menjadi tahu apa yang diteliti oleh para dosen Unhi, sekaligus nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Hindu di Bali, maupun di Indonesia," kata Rektor Unhi Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa saat membuka workshop jurnal internasional, di kampus setempat, di Denpasar, Kamis.
Prof Damriyasa tidak memungkiri bahwa sudah banyak dosen-dosen Unhi Denpasar yang telah memublikasikan hasil karyanya lewat penulisan buku, namun yang tidak kalah penting agar dunia internasional juga mengetahui hasil karya civitas akademika Unhi Denpasar
"Oleh karena itu, melalui kegiatan ini kami mendorong agar civitas akademika dapat lebih banyak memublikasikan hasil penelitian melalui sejumlah jurnal ilmiah internasional yang bereputasi," ucapnya.
Dia mengakui, salah satu kendala untuk memublikasikan hasil penelitian di jurnal internasional karena memang media yang tersedia jumlahnya tidak sebanding dengan banyaknya hasil penelitian, di samping belum sering juga dilakukan kegiatan "workshop" penulisan jurnal internasional.
"Dalam kesempatan ini khusus didatangkan narasumber dari Universitas Gajah Mada dan juga Malaysia karena mereka telah memiliki banyak pengalaman publikasi internasional di bidang sosial dan budaya. Dengan berbekal pengalaman yang selanjutnya ditularkan itu, kami harapkan dapat turut meningkatkan kualitas dan kuantitas para dosen Unhi dalam memublikasikan hasil penelitian," ujar Prof Damriyasa.
Oleh karenanya, dalam acara tersebut juga diisi dengan sejumlah tutorial mengenai cara memublikasikan hasil penelitian, tips memilih jurnal yang sesuai dan hasil penelitian yang mana yang harus ditonjolkan dalam publikasi di jurnal internasional.
Sementara itu, Dr I Wayan Winaja, selaku ketua panitia dalam acara "workshop" tersebut menekankan bahwa ketika berbicara jurnal internasional sesungguhnya tidak sekadar jurnal itu memakai bahasa Inggris.
"Yang terpenting adalah yang juga bereputasi karena banyak juga jurnal ilmiah di luar negeri yang tidak bereputasi. Oleh karena itu, kami mengantisipasinya dengan mendatangkan narasumber asing yang memang berkompeten, supaya para dosen memiliki pemahaman bagaimana menulis di jurnal internasional yang bereputasi," ujar Winaja.
Apalagi, tambah dia, bagi para dosen yang sudah menamatkan studi S3 dan yang sudah memiliki jabatan lektor kepala yang ingin menjadi guru besar, maka wajib menulis di jurnal internasional bereputasi dan diakui oleh Dirjen Dikti.
"Dalam acara workshop juga diisi dengan klinik penulisan jurnal, sehingga para peserta dapat langsung mengonsultasikan hasil karyanya kepada para narasumber," katanya.
Kegiatan workshop akan berlangsung dari 8-9 Maret 2018 dengan menghadirkan dua narasumber, yakni Dr Hezri Adnan (dari Malaysia) dan Dr Diki Sofyan dari Universitas Gajah Mada. Workshop diikuti oleh 29 orang yang merupakan para akademisi dari Unhi Denpasar dan juga akademisi dari sejumlah kampus di Kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Mengapa berorientasi pada jurnal internasional, supaya dunia menjadi tahu apa yang diteliti oleh para dosen Unhi, sekaligus nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Hindu di Bali, maupun di Indonesia," kata Rektor Unhi Denpasar Prof Dr drh I Made Damriyasa saat membuka workshop jurnal internasional, di kampus setempat, di Denpasar, Kamis.
Prof Damriyasa tidak memungkiri bahwa sudah banyak dosen-dosen Unhi Denpasar yang telah memublikasikan hasil karyanya lewat penulisan buku, namun yang tidak kalah penting agar dunia internasional juga mengetahui hasil karya civitas akademika Unhi Denpasar
"Oleh karena itu, melalui kegiatan ini kami mendorong agar civitas akademika dapat lebih banyak memublikasikan hasil penelitian melalui sejumlah jurnal ilmiah internasional yang bereputasi," ucapnya.
Dia mengakui, salah satu kendala untuk memublikasikan hasil penelitian di jurnal internasional karena memang media yang tersedia jumlahnya tidak sebanding dengan banyaknya hasil penelitian, di samping belum sering juga dilakukan kegiatan "workshop" penulisan jurnal internasional.
"Dalam kesempatan ini khusus didatangkan narasumber dari Universitas Gajah Mada dan juga Malaysia karena mereka telah memiliki banyak pengalaman publikasi internasional di bidang sosial dan budaya. Dengan berbekal pengalaman yang selanjutnya ditularkan itu, kami harapkan dapat turut meningkatkan kualitas dan kuantitas para dosen Unhi dalam memublikasikan hasil penelitian," ujar Prof Damriyasa.
Oleh karenanya, dalam acara tersebut juga diisi dengan sejumlah tutorial mengenai cara memublikasikan hasil penelitian, tips memilih jurnal yang sesuai dan hasil penelitian yang mana yang harus ditonjolkan dalam publikasi di jurnal internasional.
Sementara itu, Dr I Wayan Winaja, selaku ketua panitia dalam acara "workshop" tersebut menekankan bahwa ketika berbicara jurnal internasional sesungguhnya tidak sekadar jurnal itu memakai bahasa Inggris.
"Yang terpenting adalah yang juga bereputasi karena banyak juga jurnal ilmiah di luar negeri yang tidak bereputasi. Oleh karena itu, kami mengantisipasinya dengan mendatangkan narasumber asing yang memang berkompeten, supaya para dosen memiliki pemahaman bagaimana menulis di jurnal internasional yang bereputasi," ujar Winaja.
Apalagi, tambah dia, bagi para dosen yang sudah menamatkan studi S3 dan yang sudah memiliki jabatan lektor kepala yang ingin menjadi guru besar, maka wajib menulis di jurnal internasional bereputasi dan diakui oleh Dirjen Dikti.
"Dalam acara workshop juga diisi dengan klinik penulisan jurnal, sehingga para peserta dapat langsung mengonsultasikan hasil karyanya kepada para narasumber," katanya.
Kegiatan workshop akan berlangsung dari 8-9 Maret 2018 dengan menghadirkan dua narasumber, yakni Dr Hezri Adnan (dari Malaysia) dan Dr Diki Sofyan dari Universitas Gajah Mada. Workshop diikuti oleh 29 orang yang merupakan para akademisi dari Unhi Denpasar dan juga akademisi dari sejumlah kampus di Kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018