Denpasar (ANTARA) - President World Hindu Parisad Made Mangku Pastika berpandangan nilai-nilai yang ada dalam ajaran Hindu dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Mencari ketenangan melalui meditasi, saya kira hanya Hindu yang mengajarkan meditasi. Dengan ketenangan pikiran, itu akan meningkatkan imunitas tubuh kita. Bahkan secara langsung energi alam semesta atau energi kosmis akan memperkuat kita dengan meditasi," kata dia saat menjadi pembicara kunci dalam seminar virtual di Denpasar, Kamis (13/8) malam.
Seminar virtual bertajuk "Tantangan dan Solusi Menghadapi COVID-19, Dalam Perspektif Hindu untuk Mewujudkan Hindu for Better Life" itu, menghadirkan sejumlah pembicara, yakni Prof Dr Ir Sudyana (Ketua PHDI Kalimantan Tengah), I Gede Sudibia (Ketua Pusat Kajian Hindu dan Ketua Forum Penyadaran Dharma), Ngakan Putu Putra (penulis berbagai buku agama dan pengasuh Media Hindu), dan Miswanto (Wakil Ketua Hubungan Antar-Agama dan Lintas Iman PHDI Jawa Timur).
Selain itu, tambah Pastika, dalam ajaran Hindu yang mengajarkan yoga juga melatih fisik disertai pernapasan itu pun bermanfaat untuk memperkuat imunitas tubuh di tengah pandemi saat ini.
"Yoga Surya Namaskara misalnya, kalau kita rajin melakukan, maka kita akan menerima energi Matahari. Jika saat ini kita dianjurkan untuk berjemur, sebenarnya Hindu juga sudah mengajarkan terlebih dahulu," ucap Pastika yang juga anggota DPD RI itu.
Baca juga: ITB Stikom Bali dan ribuan pendeta Hindu doakan kedamaian Nusantara selama COVID-19
Dalam ajaran Hindu, ujar dia, juga tidak memiliki budaya bersalaman, berpelukan, atau "cipika-cipiki" ketika bertemu dengan orang, tetapi dengan menangkupkan tangan di depan dada. Kini di saat pandemi, salam dengan mencakupkan tangan di depan dada dilakukan setiap orang di seluruh dunia.
"Salam seperti ini (menangkupkan tangan di depan dada, red.), ini merupakan kontribusi Hindu pada dunia. Jadi, pandemi COVID-19 mengajarkan kita untuk lebih bangga sebagai orang Hindu," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Di tengah pandemi saat ini, Pastika mengajak umat Hindu senantiasa optimistis, selain juga mulat sarira (instrospeksi diri) dan berpikir merenung ke dalam diri.
"Kita juga harus melakukan adaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi selama pandemi ini. Bukankah ajaran Hindu mengajarkan kita untuk bisa beradaptasi dengan waktu, tempat, situasi dan kemampuan kita," katanya.
Menurut dia, siapapun yang tidak adaptif terhadap perubahan tentu akan musnah, yang bertahan adalah yang adaptif terhadap perubahan.
"Saya harapkan tokoh-tokoh agama tidak jemu-jemunya untuk menyumbangkan pemikiran, saya yakin pemikiran ini akan bermanfaat untuk kehidupan Hindu ke depan," ucapnya pada acara yang dipandu oleh I Made Dwija Suastana itu.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali laksanakan ritual "Peneduh Jagat" mohon keselamatan dari COVID-19
Sementara itu, I Gede Sudibia (Ketua Pusat Kajian Hindu dan Ketua Forum Penyadaran Dharma) melihat munculnya pandemi COVID-19 karena sistem keseimbangan alam yang sudah terganggu.
"Dalam ajaran Hindu juga diingatkan bahwa setiap terganggunya sistem keseimbangan, maka akan melahirkan krisis seperti pandemi saat ini. Sedangkan solusi menghadapi pandemi yakni disiplin mematuhi protokol kesehatan, dalam Hindu juga telah diajarkan kemampuan pengendalian diri yang baik," ujar Sudibia.
Selain itu, kata dia, dari pandemi akan melahirkan paradigma baru dan ada perspektif lain yang harus dijadikan pertimbangan.
"Sektor perekonomian selama ini juga banyak yang dikuasai keserakahan. Kini setelah pandemi, tentu tidak bisa diikuti lagi, seharusnya ada 'self control economy' dan kemampuan pengendalian diri," ucapnya.
Sulinggih (pendeta Hindu) Ida Rsi Dwija Harimurti menambahkan dalam masa pandemi COVID-19 saatnya umat menenangkan dan menahan diri dan itu sudah diajarkan dalam Hindu.
"Mari kita berlatih daya tahan tubuh dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Untuk ritual atau yadnya di Bali itupun sesungguhnya banyak pilihan, tidak harus selalu dengan upacara yang besar," katanya.