Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, menghadiri kegiatan ritual berskala besar "Karya Piodalan Paingkupan Khayangan Tiga" Pura Dalem Ageng Desa Pekraman Lod Tunduh, Ubud, Gianyar, Senin malam.

Kegiatan dengan puncak ritual pada Selasa (25/4) itu dihadiri Kepala Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Setda Provinsi Bali Wayan Sugiada dan seluruh umat dalam lingkungan Desa Pekraman Lod Tunduh.

Dihadapan masyarakat setempat, Wagub Ketut Sudikerta menekankan pentingnya kegiatan ritual yang digelar secara sederhana, namun hasil keringat sendiri akan lebih berkah daripada mewah namun hasil meminjam, atau dari hasil menjual warisan.

"Rejeki yang kita dapatkan jangan dinikmati semua, harus kita haturkan kembali kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sanghyang Widhi Wasa, walaupun kecil asalkan dari jerih payah memeras keringat sendiri itu sangat luar biasa pahalanya, dibandingkan dengan melaksanakan upacara besar-besaran, namun hasil menjual warisan, tentu itu tidak ada pahalanya," ujar Wagub Sudikerta.

Hal itu menjadi penekanan Wagub, karena dilatarbelakangi oleh dinamika yang berkembang belakangan ini, banyak umat yang melaksanakan yadnya (pengorbanan suci) secara berlebihan agar terkesan mewah.

Wagub Sudikerta mengapresiasi semangat warga yang begitu besar berperanserta dalam menyukseskan karya besar tersebut.

Sementara itu, Bendesa Adat Lod Tunduh I Made Karya menjelaskan, puncak pelaksanaan upacara yag dilaksanakan pada Selasa (25/4) itu berlangsung hingga 27 April 2017.

"Ida sesuhunan" berupa "Tapakan Calonarang" direncanakan pentas (mesolah) pada hari Rabu (26/4). "Saya harapkan seluruh warga dapat menyaksikan pertunjukan tersebut," katanya.

Kegiatan ritual tersebut dilaksanakan secara swadaya yang didukung oleh 190 kepala keluarga (KK) dari dua banjar yakni Banjar Tengah dan Banjar Satria di perkampungan seniman Ubud. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017