Singaraja (Antara Bali) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Buleleng, Bali, menyatakan kasus warga terserang meningitis streptococcus suis (MSS) atau meningitis babi pernah terjadi di wilayah itu menyebabkan satu orang meninggal dunia.
"Pernah menyebar dan menimpa empat warga Buleleng tepatnya di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan beberapa bulan lalu," kata Ketua IDI Buleleng, dr Putu Sudarsana di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan, kasus yang di Desa Bukti tersebut menimpa empat warga usai menyantap lawar. Lawar sendiri merupakan salah satu makanan khas Bali yang dibuat dengan olahan daging babi.
Ia menambahkan, pihaknya belum fokus untuk melakukan pemeriksaan penunjang ke arah tersebut, namun segera akan melakukan upaya intensif melalui sosialisasi kepada masyarakat.
"Terkait penyakit misterius yang dulu pernah terjadi di Buleleng tidak tertutup kemungkinan gejala penyakit ini, masyarakat jika menemui gejala seperti ini jangan menyingkirkan kemungkinan diagnosis," paparnya.
Dikatakan pula, adanya kemungkinan tersebar meningitis babi memang memiliki peluang cukup besar terlebih lagi masyarakat Bali dominan mengkonsumsi jenis daging tersebut.
"Kebetulan masyarakat dominan mengkomsumsi daging babi, tapi asal daging babi itu diolah dan dimasak dengan benar, maka semua akan terhindar dari serangan bakteri tersebut," jelas dr. Sudarsana.
Meningitis streptococcus suis, yang merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penyebabnya penularan dari babi ke manusia, melalui makanan babi mentah, seperti darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pernah menyebar dan menimpa empat warga Buleleng tepatnya di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan beberapa bulan lalu," kata Ketua IDI Buleleng, dr Putu Sudarsana di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan, kasus yang di Desa Bukti tersebut menimpa empat warga usai menyantap lawar. Lawar sendiri merupakan salah satu makanan khas Bali yang dibuat dengan olahan daging babi.
Ia menambahkan, pihaknya belum fokus untuk melakukan pemeriksaan penunjang ke arah tersebut, namun segera akan melakukan upaya intensif melalui sosialisasi kepada masyarakat.
"Terkait penyakit misterius yang dulu pernah terjadi di Buleleng tidak tertutup kemungkinan gejala penyakit ini, masyarakat jika menemui gejala seperti ini jangan menyingkirkan kemungkinan diagnosis," paparnya.
Dikatakan pula, adanya kemungkinan tersebar meningitis babi memang memiliki peluang cukup besar terlebih lagi masyarakat Bali dominan mengkonsumsi jenis daging tersebut.
"Kebetulan masyarakat dominan mengkomsumsi daging babi, tapi asal daging babi itu diolah dan dimasak dengan benar, maka semua akan terhindar dari serangan bakteri tersebut," jelas dr. Sudarsana.
Meningitis streptococcus suis, yang merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penyebabnya penularan dari babi ke manusia, melalui makanan babi mentah, seperti darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017