Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan mendorong PT Bank Pembangunan Daerah Bali untuk meningkatkan realisasi kredit pada sektor produktif karena porsinya saat ini masih didominasi kredit konsumtif.
"Dengan program transformasi BPD, kami harap sektor produktif yang harus ditingkatkan," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi setelah membuka pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2017 di Denpasar, Kamis.
Zulmi mengingatkan komitmen bank daerah tersebut melalui peningkatan kemampuan bisnis dan layanan, penguatan ketahanan kelembagaan dan peningkatan kontribusi pembangunan daerah.
Upaya itu perlu didukung sumber daya manusia yang profesional, infrastruktur informasi dan teknologi yang memadai, serta penerapan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian internal yang lebih efektif.
Dengan begitu, ia mengharapkan realisasi penyaluran kredit sektor produktif hingga tahun transformasi BPD 2018 bisa mencapai 60 persen dari total realisasi kredit.
Hingga tahun 2016, BPD Bali merealisasikan sekitar 41 persen kredit sektor produktif. "Tahun 2016 (penyaluran kredit produktif) sudah 41 persen dan tahun ini kami harap 45 persen," imbuhnya.
OJK mencatat total aset BPD Bali tahun 2016 mencapai Rp20,3 triliun atau 17,94 persen dari total aset perbankan di Bali.
Sebelumnya, Direktur Operasionak BPD Bali I Gusti Ngurah Agustana Mendala menjelaskan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun tahun ini ditargetkan tumbuh 13 persen dari tahun 2016 yang mencapai Rp15,1 triliun, sedangkan pertumbuhan kredit ditargetkan mencapai 10 persen dari tahun 2016 yang mencapai Rp15,4 triliun.
Untuk tahun ini sesuai dengan rencana bisnis bank, pihaknya menargetkan dapat meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 37 persen dan kredit produktif hingga 42 persen.
Sektor UMKM menjadi fokus pangsa pasar BPD Bali karena sektor tersebut mampu bertahan di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi tahun sebelumnya.
Untuk pembiayaan sektor KUR 2017 akan difokuskan pada sektor produksi yakni pertanian, perikanan dan kelautan serta industri pengolahan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dengan program transformasi BPD, kami harap sektor produktif yang harus ditingkatkan," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Zulmi setelah membuka pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2017 di Denpasar, Kamis.
Zulmi mengingatkan komitmen bank daerah tersebut melalui peningkatan kemampuan bisnis dan layanan, penguatan ketahanan kelembagaan dan peningkatan kontribusi pembangunan daerah.
Upaya itu perlu didukung sumber daya manusia yang profesional, infrastruktur informasi dan teknologi yang memadai, serta penerapan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian internal yang lebih efektif.
Dengan begitu, ia mengharapkan realisasi penyaluran kredit sektor produktif hingga tahun transformasi BPD 2018 bisa mencapai 60 persen dari total realisasi kredit.
Hingga tahun 2016, BPD Bali merealisasikan sekitar 41 persen kredit sektor produktif. "Tahun 2016 (penyaluran kredit produktif) sudah 41 persen dan tahun ini kami harap 45 persen," imbuhnya.
OJK mencatat total aset BPD Bali tahun 2016 mencapai Rp20,3 triliun atau 17,94 persen dari total aset perbankan di Bali.
Sebelumnya, Direktur Operasionak BPD Bali I Gusti Ngurah Agustana Mendala menjelaskan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun tahun ini ditargetkan tumbuh 13 persen dari tahun 2016 yang mencapai Rp15,1 triliun, sedangkan pertumbuhan kredit ditargetkan mencapai 10 persen dari tahun 2016 yang mencapai Rp15,4 triliun.
Untuk tahun ini sesuai dengan rencana bisnis bank, pihaknya menargetkan dapat meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 37 persen dan kredit produktif hingga 42 persen.
Sektor UMKM menjadi fokus pangsa pasar BPD Bali karena sektor tersebut mampu bertahan di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi tahun sebelumnya.
Untuk pembiayaan sektor KUR 2017 akan difokuskan pada sektor produksi yakni pertanian, perikanan dan kelautan serta industri pengolahan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017