Singaraja (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk pasangan suami istri kurang mampu, Made Suartama dan Ketut Mertasih yang menempati rumah tidak layak huni di Desa Gesing, Kabupaten Buleleng, Kamis.
"Bapak Gubernur memang telah mengutus tim dari Biro Humas dan Protokol untuk mengecek keberadaan mereka, sekaligus menyerahkan bantuan," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra.
Pada kesempatan tersebut, Tim Biro Humas dan Protokol menyerahkan bantuan respons cepat dari Gubernur Bali berupa beras dan uang tunai. Sedangkan untuk bantuan bedah rumah akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak terkait.
Ditemui di kediamannya, tim mendapati kondisi Made Suartama beserta keluarga sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah rumah berdindingkan bambu lapuk dengan ditutupi terpal yang berada di tengah perkebunan cengkih.
Ketut Mertasih menceritakan bahwa mereka sudah cukup lama tinggal di rumah sederhana yang lahannya merupakan milik orang lain, karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli tanah.
Dalam keseharian, pasangan ini bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan perbulan sekitar Rp400.000. Dengan penghasilan pas-pasan, mereka harus menghidupi empat anak. Anak pertama dan kedua mereka sudah menikah, sedangkan anak ketiga yaitu Luh Putu Budiartini masih duduk di bangku SMA dan Kadek Sastika yang masih duduk di bangku SMP.
Untuk memenuhi biaya pendidikan anak-anaknya, Ketut Mertasih hanya mengandalkan beasiswa miskin yang diperoleh dari sekolah. "Luh Budi mendapat beasiswa miskin satu juta rupiah tiap bulan, sedangkan Kadek Sastika mendapat Rp375.000. Uang itu saya gunakan untuk membeli keperluan sekolah mereka," ujarnya.
Sedangkan untuk makan dan bekal anak-anak ke sekolah, ia hanya mengandalkan dari pekerjaan serabutan. "Kalau kami dapat uang, kami makan dan anak-anak memiliki bekal, tetapi kalau tidak ya makan seadanya dan mereka hanya berbekal satu permen," ucap Mertasih.
Untuk itu, ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah, seperti bedah rumah karena ketika terjadi hujan lebat mereka hanya bisa pasrah dengan bocor dan angin yang kencang.
Sementara itu, Kelian Banjar (kepala dusun) Dinas Gesing II Made Sastra Wijaya mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur Bali. Terkait dengan keberadaan keluarga Made Suartama, ia membenarkan bahwa selama ini mereka tinggal di atas lahan milik salah satu warga Banjar Gesing.
Namun, pihaknya sudah mengkoordinasikan kepada kepala lingkungan sekitar agar memfasilitasi persoalan kepemilikan tanah tersebut, sehingga pemilik tanah sudah menandatangani surat pernyataan yang menyetujui pembangunan bedah rumah di atas lahan tersebut.
Untuk itu, pihaknya sudah mengajukan nama Made Suartama dan 20 warga kurang mampu lainnya untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.
Sastra berharap, usahanya itu mendapat tanggapan positif dari pemerintah dan segera merealisasikan bedah rumah bagi warganya. "Kondisi warga kami memang seperti ini dan dari pertama program bedah rumah daerah saya belum pernah mendapatkan bedah rumah. Jadi saya harap tahun ini Banjar Gesing II mendapatkan jatah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Bapak Gubernur memang telah mengutus tim dari Biro Humas dan Protokol untuk mengecek keberadaan mereka, sekaligus menyerahkan bantuan," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra.
Pada kesempatan tersebut, Tim Biro Humas dan Protokol menyerahkan bantuan respons cepat dari Gubernur Bali berupa beras dan uang tunai. Sedangkan untuk bantuan bedah rumah akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak terkait.
Ditemui di kediamannya, tim mendapati kondisi Made Suartama beserta keluarga sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah rumah berdindingkan bambu lapuk dengan ditutupi terpal yang berada di tengah perkebunan cengkih.
Ketut Mertasih menceritakan bahwa mereka sudah cukup lama tinggal di rumah sederhana yang lahannya merupakan milik orang lain, karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk membeli tanah.
Dalam keseharian, pasangan ini bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan perbulan sekitar Rp400.000. Dengan penghasilan pas-pasan, mereka harus menghidupi empat anak. Anak pertama dan kedua mereka sudah menikah, sedangkan anak ketiga yaitu Luh Putu Budiartini masih duduk di bangku SMA dan Kadek Sastika yang masih duduk di bangku SMP.
Untuk memenuhi biaya pendidikan anak-anaknya, Ketut Mertasih hanya mengandalkan beasiswa miskin yang diperoleh dari sekolah. "Luh Budi mendapat beasiswa miskin satu juta rupiah tiap bulan, sedangkan Kadek Sastika mendapat Rp375.000. Uang itu saya gunakan untuk membeli keperluan sekolah mereka," ujarnya.
Sedangkan untuk makan dan bekal anak-anak ke sekolah, ia hanya mengandalkan dari pekerjaan serabutan. "Kalau kami dapat uang, kami makan dan anak-anak memiliki bekal, tetapi kalau tidak ya makan seadanya dan mereka hanya berbekal satu permen," ucap Mertasih.
Untuk itu, ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah, seperti bedah rumah karena ketika terjadi hujan lebat mereka hanya bisa pasrah dengan bocor dan angin yang kencang.
Sementara itu, Kelian Banjar (kepala dusun) Dinas Gesing II Made Sastra Wijaya mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur Bali. Terkait dengan keberadaan keluarga Made Suartama, ia membenarkan bahwa selama ini mereka tinggal di atas lahan milik salah satu warga Banjar Gesing.
Namun, pihaknya sudah mengkoordinasikan kepada kepala lingkungan sekitar agar memfasilitasi persoalan kepemilikan tanah tersebut, sehingga pemilik tanah sudah menandatangani surat pernyataan yang menyetujui pembangunan bedah rumah di atas lahan tersebut.
Untuk itu, pihaknya sudah mengajukan nama Made Suartama dan 20 warga kurang mampu lainnya untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.
Sastra berharap, usahanya itu mendapat tanggapan positif dari pemerintah dan segera merealisasikan bedah rumah bagi warganya. "Kondisi warga kami memang seperti ini dan dari pertama program bedah rumah daerah saya belum pernah mendapatkan bedah rumah. Jadi saya harap tahun ini Banjar Gesing II mendapatkan jatah," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017