Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas guru atau tenaga pendidik, khususnya untuk menciptakan Generasi Emas 2018-2023.

"Kualitas pendidikan tidak hanya memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, melainkan kualitas tenaga pendidik juga sangat menentukan," kata Sudikerta dalam diskusi serangkaian penyerahan Anugerah Pers K Nadha Nugraha 2017, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, Bali tidak memiliki sumber daya alam, Bali hanya tergantung pada kualitas sumber daya manusia, alam yang indah serta budaya yang adiluhung.

"Hanya itu yang kita punya, hanya punya manusia dan kualitasnya tergantung pada pendidikannya," ujarnya pada diskusi bertajuk "Strategi Mewujudkan Generasi Emas Bali 2018-2023" itu.

Oleh karena itu, Sudikerta mengharapkan para tenaga pendidik betul-betul menerapkan disiplin dan mengajarkan siswa untuk bekerja keras, berjuang memperkuat semangatnya untuk menatap masa depan yang lebih baik.

Ia juga mengharapkan generasi muda hasil didikan para tenaga pendidik tersebut mampu menjadi generasi yang maju dan memiliki cara berpikir yang maju namun tetap sopan, cinta tanah air, tetap mengedepankan menyama braya (persaudaraan) dan tidak menjadi individualistis yang materialistis dan konsumeristis.

Hal itu, mengingat saat ini persaingan semakin keras sebagai akibat dari arus globalisasi dan itulah kewajiban para tenaga pendidik untuk memberi bekal kepada mereka supaya generasi muda yang di tahun-tahun mendatang akan menjadi generasi emas dan tidak terlindas oleh persaingan global maupun nasional terutama di Bali.

Selain itu, dukungan dari pemerintah juga harus diberikan kepada tenaga pendidik tersebut.

"Kita tidak hanya menuntut kualitas semata tanpa memperhatikan kesejahteraan para tenaga pendidik. Tanpa adanya dukungan kesejahteraan yang layak bagi mereka, susah bagi mereka untuk memberikan totalitas pengabdiannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Bali," kata Sudikerta.

Senada dengan Sudikerta, Rektor Universitas Udayana Prof Dr Ketut Suastika menyatakan bahwa generasi emas adalah generasi yang mampu bersaing di dunia global yang memiliki kemampuan dalam berinovasi dan kreatif sehingga mampu untuk mendukung jalannya pembangunan.

"Indonesia saat ini sangat beruntung dengan bonus demografi yang akan diraih pada 20 tahun yang akan datang, namun hal tersebut bukan semata-mata sebuah bonus begitu saja. Ada hal yang harus benar-benar diperhatikan dalam menyikapi bonus demografi tersebut," ujarnya.

Suastika menambahkan, bonus demografi tersebut akan memberikan dampak yang negatif bila tidak mampu untuk dikelola dengan baik, dan cara untuk mengelola bonus demografi tersebut adalah pendidikan.

"Bukan hanya pendidikan formal melainkan juga pendidikan nonformal dan juga pendidikan usia dini yang diharapkan nantinya mampu membentuk generasi yang maju dan berkarakter serta memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi," ujarnya.

Sementara itu Pimpinan Kelompok Media Bali Post, Anak Bagus Gede Satria Naradha mengatakan, diskusi mengambil tema tentang pendidikan mengingat pada penghargaan Anugerah Pers K Nadha Nugraha tahun ini khusus diberikan kepada tokoh dan lembaga yang sejak lama berbuat luhur untuk keluhuran tanah Bali.

Anugerah Pers K Nadha Nugraha yang sudah memasuki tahun ke-16, tahun ini diberikan kepada tokoh dan lembaga dunia pendidikan di Bali yang patut diapresiasi.

Terdapat 13 penerima Anugerah Pers K Nadha Nugraha 2017, antara lain Universitas Dwijendra, Universitas Mahasaraswati, SMAN 4 Denpasar, SMAN 7 Denpasar, SMKN 1 Pertanian Petang, SMAN Bali Mandara, SMK PGRI 3 Denpasar, SMP PGRI 2 Denpasar, Yayasan Universitas Mahendradatta, Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, YPLP Kota PGRI Denpasar, dan Yayasan Penyelenggaraan Pendidikan Latihan dan Pelayanan Kesehatan Bali (YPPLPK Bali). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017