New York (Antara Bali) - Indeks S&P 500 berakhir di rekor tertinggi baru pada Rabu
(Kamis pagi WIB), setelah laba Apple yang kuat mengangkat sektor
teknologi.
Indeks S&P 500 bertambah 3,48 poin (0,18 persen) menjadi
ditutup pada 1.987,01, melampaui rekor tiga minggu lalu sekitar tiga
poin.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 26,91 poin (0,16 persen)
menjadi 17.086,63, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq melompat
17,68 poin (0,40 persen) menjadi 4.473,70.
"Ada sedikit pembicaraan kekhawatiran geopolitik, apakah itu di
Gaza atau Ukraina, dan pembicaraan yang lebih fundamental," kata Art
Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities, seperti
dilaporkan AFP.
"Pada keseimbangan, laba lebih baik dari yang diharapkan."
Apple, perusahaan publik terbesar di AS, naik 2,6 persen karena
keuntungannya untuk kuartal ketiga fiskal naik 11,6 persen menjadi 7,7
miliar dolar AS akibat permintaan yang kuat untuk iPhone, terutama di
Tiongkok.
Boeing turun 2,3 persen, penurunan terbesar dalam Dow, meskipun
melaporkan laba kuartal kedua yang mengalahkan harapan dengan margin
lebar dan meningkatkan prospek laba setahun penuh.
Analis terganggu oleh biaya setelah pajak 272 juta dolar AS untuk kontrak tanker Angkatan Udara AS.
Caterpillar, komponen Dow lainnya, turun 1,5 persen karena
mengungkapkan penjualan mesin industri lebih rendah untuk tiga bulan
terakhir. Penurunan terbesar terjadi di sektor sumber daya, yang turun
49 persen pada April dan 38 persen pada Juni.
Caterpillar akan melaporkan laba kuartal pada Kamis sebelum pasar ekuitas dibuka.
PepsiCo naik 1,9 persen karena laba kuartal keduanya 1,32 dolar AS
per saham melampaui ekspektasi analis sembilan sen dan perusahaan
minuman itu menaikkan perkiraan keuntungan setahun penuh.
Perusahaan lain yang melaporkan laba termasuk Biogen yang sahamnya
naik 11,2 persen, Delta Air Lines bertambah 3,9 persen, Dow Chemical
menguat 3,0 persen, Freeport-McMoRan turun 0,4 persen, Northrop Grumman
naik 0,1 persen, Weatherford International naik 1,7 persen dan Whirlpool
menguat 1,4 persen.
Dalam berita non-laba, Puma Biotechnology melesat 295,4 persen
lebih tinggi menjadi 233,43 dolar AS setelah percobaan pengobatan
neratinib untuk kanker payudara menghasilkan peningkatan 33 persen dalam
kelangsungan hidup bebas penyakit dari populasi survei.
Perusahaan berencana untuk mengajukan persetujuan peraturan untuk obat tersebut pada semester pertama 2015.
Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS
berjangka 10 tahun turun menjadi 2,46 persen dari 2,47 persen pada
Selasa, sementara pada obligasi 30 tahun naik menjadi 3,26 persen dari
3,25 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.(WDY)
S&P 500 Capai Rekor Baru Didukung Laba Apple
Kamis, 24 Juli 2014 10:02 WIB