Singaraja, (Antara Bali) - Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali melepas sebanyak 2.247 orang mahasiswa kuliah kerja nyata ke seluruh wilayah Pulau Dewata.
Selain ke wilayah Bali, Undiksha juga mengirim sebanyak lima orang mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) kebangsaan ke Provinsi Gorontalo.
"Mereka (mahasiswa) nantinya dikirim ke Gorontalo akan berbaur dengan seluruh mahasiswa dari perguruan tinggi negeri di tanah air," kata Wakil Rektor I Undiksha, Prof Dr Drs Ida Bagus Putu Arnyana MSi, ketika melepas ribuan mahasiswa KKN Undiksha di Auditorium kampus setempat, Jumat.
Ia menjelaskan, khusus terkait program KKN kebangsaan merupakan kerja sama antara Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan melibatkan perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia.
Mahasiswa Undiksha di Gorontalo bukan hanya sebatas mahasiswa pada sektor kependidikan semata tetapi juga berkaitan dengan kebudayaan dan teknik.
Program KKN kebangsaan ini dinilai merupakan program baru, juga terobosan pemerintah pusat dalam hal kebhinnekaan di kalangan mahasiswa seluruh wilayah Indonesia.
Bukan hanya itu saja, KKN kebhinnekaan diharapkan dapat menjadi sarana transfer ilmu dan budaya antarmahasiswa. Selain juga berkesempatan belajar mengenai budaya dan adat istiadat di lokasi KKN.
Arnyana juga berharap mahasiswa di lokasi KKN dapat mendukung program pembangunan yang ada di desa, terlebih dewasa ini ada alokasi dana cukup besar yang bergulir ke desa.
"Mereka (mahasiswa) bukan bawa uang tetapi mereka membawa ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan administrasi yang diharapkan dapat membantu petugas desa," tambah dia.
Sementara itu, total mahasiswa yang dilepas dalam KKN 2017 berjumlah 2.247 orang mahasiswa tersebar di tujuh kabupaten di Pulau Dewata dan juga luar Bali.
"Mereka (mahasiswa) nantinya dikirim ke Gorontalo akan berbaur dengan seluruh mahasiswa dari perguruan tinggi negeri di tanah air," kata Wakil Rektor I Undiksha, Prof Dr Drs Ida Bagus Putu Arnyana MSi, ketika melepas ribuan mahasiswa KKN Undiksha di Auditorium kampus setempat, Jumat.
Ia menjelaskan, khusus terkait program KKN kebangsaan merupakan kerja sama antara Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan melibatkan perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia.
Mahasiswa Undiksha di Gorontalo bukan hanya sebatas mahasiswa pada sektor kependidikan semata tetapi juga berkaitan dengan kebudayaan dan teknik.
Program KKN kebangsaan ini dinilai merupakan program baru, juga terobosan pemerintah pusat dalam hal kebhinnekaan di kalangan mahasiswa seluruh wilayah Indonesia.
Bukan hanya itu saja, KKN kebhinnekaan diharapkan dapat menjadi sarana transfer ilmu dan budaya antarmahasiswa. Selain juga berkesempatan belajar mengenai budaya dan adat istiadat di lokasi KKN.
Arnyana juga berharap mahasiswa di lokasi KKN dapat mendukung program pembangunan yang ada di desa, terlebih dewasa ini ada alokasi dana cukup besar yang bergulir ke desa.
"Mereka (mahasiswa) bukan bawa uang tetapi mereka membawa ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan administrasi yang diharapkan dapat membantu petugas desa," tambah dia.
Sementara itu, total mahasiswa yang dilepas dalam KKN 2017 berjumlah 2.247 orang mahasiswa tersebar di tujuh kabupaten di Pulau Dewata dan juga luar Bali.
Secara umum, program KKN Undiksha dibagi menjadi lima macam yakni pola regular dengan penentuan desa lokasi dan siapa mahasiswa yang ditempatkan di desa tersebut sepenuhnya oleh panitia KKN.
Kemudian, pola non reguler penentuan desa lokasi dipilih sendiri oleh mahasiswa bersangkutan diawali
dengan penjajagan ke lokasi tersebut, selanjutnya mereka urus segala keperluannya serta mencari anggota kelompok sendiri sesuai dengan karakter masalah yang ditemukan.
Selanjutnya, pola Pengabdian pada Masyarakat dimana penentuan desa lokasi sepenuhnya ada di
dosen penerima hibah PPM dan anggota kelompok dipilih oleh penerima hibah.
Pola insidental adalah pola KKN berdasarkan ijin rektor, sedangkan anggotanya diatur oleh panitia KKN.
Terakhir yakni pola kebangsaan dimana penentuan desa lokasi sepenuhnya oleh pusat (Kemenristekdikti) dan kelompok mahasiswanya dipilih melalui seleksi. (bgs)
Video oleh Bagus Andi Purnomo