Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antar bank di
Jakarta pada Jumat pagi merosot 508 poin menjadi Rp13.639 per dolar AS.
Analis Riset FXTM Lukman Otunuga mengatakan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS mengalami tekanan cukup dalam karena sentimen negatif
kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS masih membayangi
pasar.
"Ada kekhawatiran di pasar Trump berpotensi memicu kekacauan
politik dan global dalam situasi finansial yang rapuh dan penuh
kegelisahan investor. Banyak pertanyaan yang belum terjawab dalam
periode ketidakpastian yang sensitif ini," katanya.
Ia mengatakan ancaman Trump membatalkan sejumlah kesepakatan
perdagangan membuat pelaku pasar pesimistis dan memicu aksi hindar
terutama pada aset di negara-negara berkembang.
Dia berharap
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang menyiratkan
petumbuhan dapat bertahan dalam situasi eksternal yang serba tidak
menentu.
Optimisme terhadap program amnesti pajak juga diharapkan dapat kembali mendorong momentum positif untuk ekonomi Indonesia.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova,
mengatakan kemenangan Donald Trump membuat suku bunga di Amerika Serikat
bisa naik lebih cepat dari perkiraan.
"Nilai tukar rupiah yang masih mengalami depresiasi terhadap dolar
AS lebih disebabkan faktor eksternal, terutama dari hasil pemilu
presiden Amerika Serikat," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga masih khawatir
kebijakan Donald Trump nantinya dapat memicu gejolak pasar keuangan
dunia mengingat pernyataan-pernyataan kontroversial yang dia sampaikan
saat kampanye. (WDY)
Rupiah Merosot Menjadi Rp13.639 per Dolar AS
Jumat, 11 November 2016 12:34 WIB