New York (Antara Bali) - Kurs dolar AS naik di seluruh papan dan
menyentuh tingkat tertinggi dalam hampir empat bulan terhadap yen Jepang
pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena imbal hasil surat utang negara AS
mencapai tertinggi beberapa bulan setelah calon Republik, Donald Trump,
menang dalam pemilihan presiden AS.
Harga jatuh pada obligasi pemerintah AS 10-tahun dan 30-tahun,
mendorong imbal hasil ke tingkat tertinggi dalam 10 bulan terakhir,
karena investor memperkirakan Trump akan memberlakukan kebijakan
perdagangan proteksionis yang akan menempatkan tekanan naik pada upah AS
dan meningkatkan inflasi.
Imbal hasil obligasi AS 30-tahun, yang bergerak terbalik terhadap
harga, memiliki kenaikan paling tajam dalam lebih dari lima tahun,
sementara imbal hasil obligasi AS 10-tahun membukukan kenaikan terbesar
sejak Juli 2013.
Takut kenaikan inflasi cenderung mengikis nilai obligasi,
meningkatkan imbal hasil. Suku bunga AS yang lebih tinggi menaikkan
nilai dolar dengan membuat aset-aset dalam mata uang dolar lebih menarik
bagi para investor.
"Imbal hasil mendorong pergerakan dan mendorong semuanya yang kami
melihat di pasar, dan selama mereka terus meningkat Anda akan melihat
kenaikan dolar/yen," kata Kathy Lien, direktur BK Asset Management.
"Dolar/yen mendapatkan dukungan positif dari perputaran saham-saham AS,
dukungan positif dari selisih imbal hasil dan secara umum kita melihat
aksi harga cukup konsisten di pasar-pasar yang berbeda."
Dolar membalikkan penjualan awal terhadap "safe haven" yen menyentuh
setinggi 105,87 yen, tertinggi sejak 27 Juli. Dolar telah jatuh
sebanyak empat persen pada perdagangan "overnight" ketika Trump
mendekati kemenangan pemilu atas saingannya yang sangat disukai pasar,
Hillary Clinton.
Fed fund (dana federal) berjangka menunjukkan investor masih sangat
mengharapkan Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga pada
pertemuan kebijakan Desember, setelah ditahan sejak menaikkan suku bunga
pada Desember 2015.
Dolar juga menguat terhadap franc Swiss, menyentuh tingkat
tertingginya terhadap mata uang safe-haven terkenal di dunia itu sejak 1
November.
Euro jatuh menjadi 1,0920 dolar AS, terendah terhadap greenback sejak 28 Oktober.
Dolar Kanada dan peso Meksiko keduanya jatuh terhadap dolar. Mata
uang Kanada turun ke level terendah sejak Maret, dan peso yang dipandang
sebagai mata uang paling rentan terhadap kebijakan proteksionis Trump,
mencapai tingkat terendah dalam sejarah.
Kedua pulih dalam perdagangan selanjutnya, tapi dolar Kanada tetap
0,6 persen lebih rendah dan peso terakhir turun 8,0 persen.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama
dunia, naik 0,7 persen menjadi 98,545, merupakan yang tertinggi sejak 31
Oktober, demikian Reuters melaporkan. (WDY)
Dolar AS Sentuh Tertinggi Baru Susul Kemenangan Trump
Kamis, 10 November 2016 7:44 WIB