Nusa Dua, Bali (Antara Bali) - Indonesia Eximbank menyelenggarakan
pertemuan tahunan Asian Exim Banks Forum (AEBF) ke-22 di Nusa Dua, Bali,
yang bertujuan untuk meningkatkan performa perdagangan nasional dan
kawasan dalam menghadapi ekonomi global yang melambat.
"Pada saat ini, terutama di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi
global, kerja sama antara Exim Bank di kawasan ini menjadi semakin
penting dengan penyediaan pembiayaan ekspor, penjaminan dan asuransi,"
kata Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Ngalim Sawega dalam sambutan
acara di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ngalim mengharapkan dalam pertemuan ini bisa terjalin suatu
bentuk komitmen baru melalui pembentukan Eximbank Hub, untuk
meningkatkan kerja sama perdagangan yang selama ini telah terjalin
antarnegara anggota AEBF.
"Dalam rangka meningkatkan kerja sama antara negara AEBF, gagasan
untuk membangun sebuah Eximbank Hub merupakan ide yang perlu
dipertimbangkan," katanya.
Menurut dia, pembentukan hub ini bisa meningkatkan peluang
kerja sama dalam menghubungkan masing-masing negara anggota dengan para
pengusaha di negara lain, agar kinerja perdagangan bisa terjaga dalam
menghadapi tantangan global.
Peningkatan komitmen ini dibutuhkan karena perkembangan situasi
global telah memengaruhi kinerja ekspor di negara anggota AEBF. Padahal,
total nilai perdagangan 11 negara anggota AEBF pada 2015 telah mencapai
4,8 triliun dolar AS atau mencapai 29,6 persen dari total ekspor dunia.
Untuk mendorong kinerja ekspor impor, kata Ngalim, nilai
perdagangan intra-AEBF juga harus ditingkatkan, melalui optimalisasi
perdagangan sejumlah komoditas yang saat ini belum berjalan dengan baik,
meski realitanya terdapat kedekatan geografis.
"Saat ini, sejumlah negara AEBF mengimpor komoditas atau produk
dari negara negara non AEBF, padahal komoditas atau produk tersebut juga
diproduksi oleh negara AEBF, yang juga justru mengekspor ke negara non
AEBF," katanya.
Strategi lain yang dapat diterapkan untuk mendorong perdagangan
di kawasan adalah dengan meningkatkan investasi di regional, karena
sejumlah riset menunjukkan bahwa antara investasi dan ekspor memiliki
korelasi yang tinggi.
Investasi tersebut dapat dilakukan dengan mendorong investor
lokal untuk melakukan ekspansi usaha ke luar negeri maupun mengundang
investasi asing untuk menanamkan modal langsung (FDI) ke dalam negeri,
yang berdampak positif terhadap ekspor.
Untuk itu, dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan
penandatanganan nota kesepahaman 10 negara AEBF yang diwakilkan oleh
ketua delegasi negara masing-masing untuk mewujudkan transaksi bisnis
antar anggota dalam meningkatkan perdagangan dan investasi.
"Atas penandatanganan nota kesepahaman ini, kami mengharapkan
adanya skema bisnis yang lebih rinci dan konkret, yang bermanfaat bagi
semua negara anggota," kata Ngalim.
AEBF telah terbentuk sejak 1996 dengan tujuan untuk menjalin kerja
sama pembiayaan perdagangan dan investasi antar negara anggota sesuai
dengan mandat masing-masing Eximbank agar kinerja ekspor impor makin
meningkat.
Saat ini, anggota forum berjumlah 11 Eximbank yaitu Export
Finance and Insurance Corporation (Australia), The Export Import Bank of
China (Tiongkok), Export Import Bank of India (India), Indonesia
Eximbank (Indonesia) dan Japan Bank for International Cooperation
(Jepang).
Selain itu, The Export Import Bank of Korea (Korea Selatan),
Export Import Bank of Malaysia Berhad (Malaysia), Phillipine Export
Import Credit Agency (Filipina), Export Import Bank of Thailand
(Thailand), Export Credit Bank of Turkey (Turki) dan Vietnam Development
Bank (Vietnam). (WDY)
Indonesia Eximbank Gelar Pertemuan AEBF ke-22 di Bali
Rabu, 9 November 2016 15:39 WIB