Jakarta (Antara Bali) - Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober harus menjadi momentum untuk menyatukan sekat-sekat perbedaan.
"Persatuanlah yang memerdekakan bangsa ini. Pemuda saat ini harus terus menggelorakan rasa persatuan," kata Ketua DPD Taruna Merah Putih (TMP) DKI Jakarta Rolas Budiman, dalam keterangannya yang diperoleh, Minggu.
Pada malam Keakraban Refleksi 88 Tahun Sumpah Pemuda dengan Tema "Aktualisasi dan Peran Pemuda Untuk Persatuan Bangsa" yang digelar di Kantor DPP TMP Menteng Jakarta, Sabtu malam (29/10), Rolas mengatakan bangsa ini membutuhkan pemuda yang berfikir visioner, pemuda pelopor.
"TMP hadir ingin melahirkan Pemuda Pelopor bukan Pelapor. Ini merupakan nilai yang selalu ketua umum tanamkan pada kita semua," katanya.
Selain Ketua Umum DPP TMP Maruarar Sirait, acara ini juga dihadiri pengurus DPP TMP seperti Edo Kondologit, Ketua DPD TMP Jawa Barat Noco Siahaan, Ketua DPC TMP Kabupaten Karawang Toto Suripto, Ketua DPC TMP Kota Tangerang Selatan Yonan Alpha Muzela, Ketua DPC TMP Bogor Dadang Danubrata, serta pimpinan TMP dari berbagai daerah lainnya.
Hadir juga ratusan kader-kader TMP Jakarta dan berbagai daerah yang ada di Jawa Barat.
Sejarawan muda Bonni Triyana, yang hadir sebagai narasumber diskusi mengatakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan alat perekat persatuan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia pun dibentuk oleh peran semua elemen anak bangsa. Jadi apabila ada anggapan merasa paling berjasa dalam mendirikan bangsa, merupakan pemikiran yang salah.
Lebih lanjut Bonnie menyayangkan jika saat ini politik identitas semakin menguat. Baginya politik identitas yang sengaja dimainkan untuk kepentingan elektoral. Yakni untuk menjaring suara atau menjatuhkan lawan dengan isu-isu SARS.
"Sikap seperti ini sangat mengkhianati nasionalisme yang dibangun oleh pendiri bangsa," jelasnya. (WDY)