Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah daerah di Indonesia bertandang ke Pulau Dewata guna mempelajari strategi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali dalam menjaga inflasi yang stabil.
Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali, Ketut Sudikerta, di Denpasar, Jumat, mengapresiasi langkah pemerintah daerah tersebut yang memilih Pulau Dewata untuk melaksanakan studi banding menyangkut upaya pengendalian inflasi.
Pemerintah daerah itu yakni TPID Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Selatan, Aceh, Gorontalo, Kota Lubuklinggau, Kota Palembang, Kabupaten Goronatalo, Kota Goronatalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan TPID Kabupaten Pidie, Nangroe Aceh Darussalam.
Sementara itu, Wakil Ketua TPID Bali, Causa Iman Karana dalam kesempatan itu menyampaikan kinerja perekonomian di Pulau Dewata termasuk prediksi pertumbuhan ekonomi selama 2016 yang tumbuh meningkat sebesar 6,15 hingga 6,55 persen karena didorong sektor pariwisata.
Menurut dia, inflasi Bali selama ini lebih banyak bersumber dari komponen harga bergejolak yaitu komoditas yang berasal dari tanaman pangan dan hortikultura.
Oleh karena itu, berbagai upaya pengendalian inflasi telah dan akan terus dilakukan oleh seluruh TPID se-Provinsi Bali, lebih difokuskan untuk menstabilkan komponen komoditas harga bergejolak, antara lain melalui upaya mencukupi suplai melalui peningkatan produktivitas maupun memperpendek mata rantai jalur distribusi.
Berbagai langkah strategis bersama yang telah ditempuh dalam wadah TPID telah menunjukkan capaian yang menggembirakan dengan tingkat inflasi tahun 2015 sebesar 2,75 persen turun dari 8,43 persen pada tahun 2014 dan merupakan capaian inflasi yang terendah dalam kurun waktu 19 tahun terakhir.
Melalui upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID dengan capain inflasi yang berada pada level yang rendah ikut mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya beli masyarakat.
Causa yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu juga menyampaikan bahwa bank sentral turut berkontribusi dalam membantu pemerintah salah satunya dengan mengembangkan 13 klaster dan demplot pada komoditi penyumbang inflasi.
Pengembangan komoditas yakni padi, bawang merah, kopi, sapi dan cabai di sejumlah kabupaten di Bali menggunakan teknologi terbarukan pupuk organik berbasis MA-11 yang telah terbukti mampu meningkatkan produktifitas.
"Semoga dengan `knowledge sharing` ini kiat-kiat, program dan langkah konkrit yang dilakukan TPID Provinsi Bali dalam pengendalian inflasi dapat memberikan inspirasi," katanya. (ADT)