Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah mendorong kinerja investasi dan kegiatan usaha di Provinsi Bali, dengan harapan mampu mengindikasikan potensi perekonomian di Pulau Dewata tumbuh pada kisaran 6,42 persen - 6,82 persen (yoy) triwulan III 2016.
"Sisi permintaan perkembangan berbagai indikator dan hasil liaison mengindikasikan potensi peningkatan perekonomian pada triwulan III 2016," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu.
Ia dalam kajian Ekonomi dan Keuangan Regional setempat, dari sisi permintaan, prakiraan peningkatan kinerja perekonomian bersumber dari seluruh komponen seiring dengan masuknya periode musim ramai pariwisata serta adanya kebijakan akomodatif.
Meningkatnya konsumsi rumah tangga diperkirakan terjadi seiring dengan dampak pencairan gaji ke 14 PNS. Hal itu terkonfirmasi dari hasil survei konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan peningkatan nilai indeks untuk ketiga indikatornya di periode Juli 2016.
Indeks keyakinan konsumen menunjukkan peningkatan dari 100,31 pada triwulan II 2016 menjadi 102,92 di Juli 2016. Menguatnya konsumsi rumah tangga, juga tercermin oleh peningkatan indeks kondisi ekonomi saat ini dari 94,83 pada triwulan II 2016 menjadi 99 Juli 2016.
Sementara itu, indeks ekspektasi konsumen mengalami peningkatan dari 105,73 pada triwulan II 2016 menjadi 106,83 pada Juli 2016, kata Causa Iman Karana dalam kajian Ekonomi dan Keuangan Regional setempat yang diterbitkan tiga bulan sekali.
Peningkatan konsumsi rumah tangga di periode triwulan berjalan, juga didorong oleh optimisme konsumen seiring dengan penurunan suku bunga kredit konsumsi dan rencana implementasi ketentuan relaksasi LTV untuk kredit pemilikan rumah (KPR) di Agustus 2016.
Sejalan dengan hal tersebut, konsumsi Pemerintah diperkirakan turut mengalami peningkatan seiring dengan tren realisasi (belanja) keuangan APBD Provinsi Bali yang terus mengalami peningkatan.
Sampai dengan posisi bulan Juli 2016, realisasi keuangan telah mencapai 37 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 36,26 persen dan periode Juni 2016 yang sebesar 30,16 persen.
Peningkatan tersebut seiring dengan dimulainya beberapa proyek dan pengadaan barang untuk tahun 2016. Meskipun demikian, pemangkasan anggaran dapat berpotensi menahan peningkatan kinerja konsumsi pemerintah yang lebih tinggi.
Causa Iman Karana menyebutkan, investasi pada triwulan III 2016 diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan rencana relaksasi ketentuan LTV, pemberlakuan Tax Amnesty serta suku bunga perbankan yang akomodatif.
Kondisi tersebut terkonfirmasi dari hasil survei dan liaison Bank Indonesia dimana pelaku usaha mengaku optimis terhadap perkembangan ekonomi dengan didukung oleh upaya Pemerintah untuk mempermudah investasi serta reformulasi kebijakan "7 days repo rate" yang telah efektif pada Agustus 2016.
Perkiraan peningkatan tersebut terkonfirmasi dari hasil perkiraan perkembangan investasi SKDU yang mengalami peningkatan dari sebesar 7,9 persen (SBT) pada triwulan II 2016 menjadi sebesar 10,56 persen (SBT) pada triwulan III 2016. (WDY)