Majalah yang baru memutuskan tidak lagi memuat gambar telanjang demi meraih pembaca yang lebih banyak itu memulai debut di iTunes dan Google Play Store.
"Sejak memperkenalkan visi baru brand untuk majalah Playboy tahun ini, kami memperluas jaringan distribusi kami dalam banyak cara, termasuk peningkatan platform media tradisional dan digital," kata David Israel, chief operating officer dan chief financial officer dari Playboy Enterprises.
"Masuk di iTunes dan Google Play Store adalah tonggak penting bagi Playboy karena kami terus mengeksplorasi peluang demi memperkenalkan konten kami kepada pembaca baru di dunia."
Playboy, yang memecahkan tabu gaya hidup 1950-an dengan foto telanjang dada dalam majalah untuk pasar massal, mengungkapkan versi baru mulai edisi Maret 2016.
Menghadapi banjir pornografi yang bisa diakses online, Playboy mengalihkan fokus kepada konten gaya hidup yang "lebih aman" dan mendistribusikannya lebih luas di media sosial.
Playboy masih memuat foto provokatif perempuan, namun tidak ada yang telanjang. Ini adalah sebuah perubahan besar bagi majalah yang pertama dirilis pada 1953 dengan gambar sampul Marilyn Monroe itu.
Majalah ini juga tenar karena menampilkan wawancara dengan sejumlah tokoh seperti Jimmy Carter hingga Fidel Castro, serta kisah fiksi dari penulis seperti Vladimir Nabokov, Haruki Murakami dan Margaret Atwood, demikian AFP. (WDY)
Penerjemah: Nanien Yuniar