Singaraja (Antara Bali) - Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Kabupaten Buleleng, Bali, mengalami kerugian mencapai 60 persen akibat faktor alam yang sangat berpengaruh terhadap jumlah panen beberapa komoditas perkebunan.
Direktur Utama PD Swatantra, Ketut Siwa di Singaraja, Kamis, mengatakan, produk perkebunan yang dikelola PD Swatantra baik kopi mapun cengkeh semuanya menurun 50 persen hingga 60 persen.
Ia mengatakan, penurunan akibat faktor alam yang selalu mengalami fluktuasi dan perubahan sehingga hasil perkebunan dari tahun ke tahun tidak dapat ditebak.
Siwa memaparkan, hasil kopi yang sudah dipanen dari kebun aset sebanyak 3.720 kilogram, dimana berasal dari kebun aset di Desa Selat sebanyak 250 kilogram, Desa Tista sebanyak 305 kilogram, Desa Pucaksari 1.675 kilogram, Desa Umajero sebanyak 1.255 kilogram, Desa Gesing sebanak 325 kilogram.
Pihaknya juga menyebutkan hasil petik jenis kopi arabika sebanyak 489 kilogram juga menurun dari beberapa tahun lalu. "Sedangkan jenis robusta sedang proses petik. Tahun ini penurunannya sangat drastis," jelas Siwa.
Selain itu, untuk perkebunan cengkeh juga mengalami penurunan yang jauh dibawah kopi. hasil cengkeh dari kebun aset yang ada di sejumlah desa hanya mencapai 1.137 kilogran atau menurun 60 persen dari produk cengkeh tahun 2015.
"Desa Tista hanya menghasilkan 35 kilogram, di Desa Tigawasa sebanyak 420 kilogran, Desa Umajero sebanyak 432 kilogram, sedangkan di Desa Gesing hasil produksi cengkeh sejumlah 250 kilogram, serta di Desa Tajun, masih dalam proses petik," kata dia. (WDY)