Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena
para pedagang membatasi taruhan mereka menjelang pertemuan Komite Pasar
Terbuka Federal (FOMC) pekan depan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 1,9
dolar AS, atau 0,14 persen, menjadi menetap di 1.323,7 dolar AS per
ounce.
Para investor sedang menunggu untuk melihat rilis beberapa indikator
ekonomi utama pada Kamis, termasuk klaim pengangguran mingguan, indeks
harga produsen, penjualan ritel, dan laporan produksi industri.
Indeks harga konsumen juga akan dirilis pada Jumat (16/9).
Ekspektasi saat ini adalah bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50
ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini
untuk kenaikan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah sebesar 15 persen
pada pertemuan September 2016, 22 persen pada pertemuan November 2016,
dan 59 persen pada pertemuan Desember 2016.
Para analis mencatat bahwa meskipun probabilitas tersirat terbaru
dari kenaikan suku bunga Fed menurunkan untuk dua pertemuan FOMC
terdekat, prediksi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan
Desember tetap stabil, menempatkan tekanan pada logam mulia karena
investor pindah ke aset-aset berbunga yang lebih berisiko, mendorong
mereka menjauh dari aset "safe haven" emas.
Penguatan dolar AS juga menempatkan tekanan pada emas, karena indeks
dolar AS naik 0,47 persen menjadi 95,60 pada pukul 19.30 GMT. Indeks
adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika
dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur
dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Perak untuk pengiriman Desember turun 2,5 sen, atau 0,13 persen,
menjadi ditutup pada 18,975 dolar AS per ounce. Platinum untuk
pengiriman Oktober turun 6,9 dolar AS, atau 0,66 persen, menjadi ditutup
pada 1.036,00 dolar AS per ounce. (WDY)
Emas Turun Karena Pedagang Pertimbangkan Keputusan Fed
Rabu, 14 September 2016 7:25 WIB