Jakarta (Antara Bali) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan proyeksi BI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 secara keseluruhan berada di kisaran 5,1 persen.
"'Outlook' (pertumbuhan ekonomi) kita tahun ini kurang lebih 4,9-5,3 persen. 'Most likely' kurang lebih 5,1 persen," kata Perry saat memberikan kuliah umum di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta Selatan, Senin.
Dia menjelaskan alasan Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi ke bawah dikarenakan dua faktor, yakni pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan adanya pengurangan belanja pemerintah di semester II tahun 2016.
"Dari domestik memang ada konsolidasi fiskal, ada pengurangan belanja pemerintah di semester II ini. Sehingga yang semula kita perkirakan bisa 5,2 persen, kemungkinan secara keseluruhan tahun ini adalah 5,1 persen pertumbuhannya," jelas Perry.
Angka tersebut di bawah target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar 5,2 persen.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI mengenai pokok-pokok asumsi makro dalam RAPBN 2017 pada Rabu (30/8) mengatakan cukup berat dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi 2016 5,2 persen pada sisa tahun ini di mana perekonomian global sedang melambat.¿
Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04 persen pada semester I 2016 membuat realisasi pada semester II harus lebih tinggi.
Dia menyatakan ekonomi Indonesia harus tumbuh sekitar 5,3-5,4 persen pada semester kedua 2016 untuk memenuhi target pertumbuhan 5,2 persen yang tercantum pada APBNP 2016. (WDY)