Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali fokus mengantisipasi gejolak harga menjelang Hari Raya Galungan di Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar mengingat keduanya merupakan daerah cacah inflasi.
Ketua TPID Bali, Ketut Sudikerta di Denpasar, Jumat, menjelaskan bahwa solusi jangka pendek yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Hari Raya Galungan, Kuningan dan Idul Adha dengan melaksanakan operasi pasar.
"Solusinya semua ini melalui operasi pasar bagi daerah sensus BPS yakni Buleleng dan Denpasar," kata Sudikerta yang juga Wakil Gubernur Bali itu.
Untuk itu ia meminta TPID di Buleleng, Denpasar dan Kabupaten Badung serta daerah lainnya bersama instansi terkait melakukan antisipasi salah satunya dengan operasi pasar atau pasar murah.
Operasi pasar dan pasar murah, lanjut dia, diyakini dapat menjaga inflasi yang pada akhirnya menjaga kestabilan harga di pasaran.
Kegiatan menjual harga bahan pokok dengan harga miring itu akan digelar di sentra perdagangan atau pasar tradisional di sejumlah daerah.
Khusus di Kabupaten Buleleng, operasi pasar, kata Sudikerta, rencananya digelar di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Sedangkan di Denpasar rencananya digelar di Pasar Badung dan Pasar Kreneng.
Komoditas daging baik babi, sapi dan ayam ras, lanjut dia, menjadi perhatian pemerintah untuk dijual di pasar murah dan operasi pasar.
Sudikerta menjelaskan bahwa saat ini harga daging babi per kilogram mencapai pada kisaran Rp50-55 ribu per kilogram. Sedangkan babi hidup per kilogram mencapai Rp23 ribu.
Bahan pokok lainnya yang dapat memengaruhi inflasi juga akan dijual di antaranya cabai, bawang merah dan beras.
"Operasi (pasar) kami serahkan kepada kabupaten/kota mulai saat ini operasi (pasar) beras, cabai, bawang dan untuk daging sudah kami minta untuk dilakukan operasi di beberapa titik," katanya.
Dengan solusi jangka pendek itu, ia menargetkan Singaraja dan Denpasar meraih deflasi menjelang hari besar keagamaan. (WDY)