Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Australia menawarkan kerja sama penanggulangan bencana dan trauma pada Pemerintah Provinsi Bali sehingga bisa memberikan respons cepat ketika terjadi situasi krisis.
"Kita tentu saja tidak menginginkan mimpi buruk itu terjadi lagi di Bali. Kita terus upayakan dan tingkatkan keamanan, namun di saat dibutuhkan harapan kami semua sudah siap," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima audiensi dari Crisis Management Assesment Team (CMAT) yang didampingi Konsul Jenderal Australia Helena Studdert, di Denpasar, Kamis.
Selain bencana yang diakibatkan oleh faktor manusia, Pastika juga menyampaikan Bali saat ini tengah fokus terhadap penanganan trauma yang disebabkan terjadinya bencana alam.
Menurut orang nomor satu di Bali ini, letak geografis Bali memang rentan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Selain upaya pencegahan, hal yang paling penting disiapkan adalah penanganan trauma pascabencana.
"Kami berharap melalui kunjungan tim dari Australia kali ini, bisa menambah wawasan dan pengetahuan SDM Bali dalam upaya penanganan terhadap para korban bencana," ucapnya.
Untuk mewujudkan hal ini, Pastika berjanji akan memfasilitasi dalam pemberian akses informasi tentang sistem penanganan bencana oleh instansi-instansi yang terkait. Akses yang dijanjikan itu terkait instansi pemerintahan, polisi dan juga tentara.
Selain itu, Pastika juga sempat menyinggung tentang standar keamanan di hotel yang telah berjalan beberapa tahun, dan mampu menjadi acuan wisatawan jika terjadi bencana.
Ia juga menjelaskan pembangunan sarana penunjang kesehatan dan penanganan trauma pascabencana yang tengah dibangun, yaitu RS Bali Mandara yang merupakan "sister hospital" dari Royal Darwin Hospital yang mengkhususkan juga tentang penanganan trauma pascabencana.
"Dari sekian banyak kerja sama dengan Australia, terutama di bidang trauma, saya harap ke depan Bali bisa siap menjadi rujukan daerah lain dalam pengembangan standar penanggulangan bencana," ucapnya.
Sementara itu, Konsul Jenderal Australia Helena Studdert mengatakan CMAT Australia beranggotakan pejabat Kementerian Luar Negeri dan Departemen Pertahanan Australia melakukan kunjungan singkat ke beberapa provinsi di Indonesia, dan Bali salah satunya.
Kunjungan ke Bali ini khusus bertujuan untuk membantu Konjen Australia dalam merencanakan serta respons cepat terhadap situasi krisis. Tim yang melakukan kunjungan selama dua hari di Bali ini akan mengobservasi berbagai kemungkinan bahaya yang akan terjadi, termasuk bencana alam, insiden massal dan berbagai krisis keamanan.
Pihaknya juga berharap akan ada kerja sama lanjutan dengan Bali terkait penanganan trauma pascabencana.
Selama kunjungan kerjanya di Bali, tim juga akan mengunjungi Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Bali, manajemen Bandar Udara Ngurah Rai dan pelabuhan serta akan bertemu dengan kalangan bisnis dan pariwisata di Bali.
Salah satu anggota CPAT, Gareth Williams juga mengapresiasi pembangunan Rumah Sakit Bali Mandara di kawasan Sanur, Denpasar. Menurutnya rumah sakit berstandar internasional itu bisa menjadi nilai tambah wisatawan yang berlibur ke Bali untuk mendapatkan penanganan yang cepat. (WDY)