Denpasar (Antara Bali) - Harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani di Bali sebesar 4.317,71 per kilogram pada bulan Juli 2016, meningkat 2,51 persen dari bulan sebelumnya (Juni 2016) yang tercatat 4.211,78 per kilogram.
"Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 1,61 persen dari Rp4.319,61 per kilogram menjadi Rp4.389,07 per kilogram," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, harga gabah di tingkat petani dan penggilingan di Bali itu berada di atas harga patokoan pemerintah (HPP) yang berlaku sejak Mei 2015 untuk di tingkat petani sebesar Rp3.700 per kg dan di tingkat penggilingan Rp3.750 per kg.
Hasil pemantauan harga gabah tersebut dilakukan ditujuh kabupaten di Bali yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng.
Adi Nugroho menambahkan, Bali memproduksi padi (gabah) sebanyak 853.710 ton gabah kering giling (GKG) selama tahun 2015, menurun 0,49 persen atau sekitar 4.234 ton dibandingkan tahun sebelumnya..
Menurunnya produksi padi tersebut terjadi pada subround I-2015 yakni periode Januari-April sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Sebaliknya produksi padi pada subround II-2015 yakni periode Mei-Agustus justru mengalami kenaikan sebesar 44.523 ton GKG (17,24 persen).
Demikian juga pada subround III-2015 yakni periode September- Desember terjadi kenaikan sebesar 10.939 ton GKG (3,62 persen). Penurunan produksi padi yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang selama ini menjadi "gudang beras" Bali yang mencapai 20.082 ton GKG (9,38 persen).
Menurunnya produksi padi di Bali selama tahun 2015 secara umum akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 5.312 hektare (3,72 persen) yang terjadi di lima wilayah meliputi Tabanan, Badung, Bangli, Karangasem dan Buleleng.
Berkurangnya luas panen paling tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 4.518 hektare (12,25 hektare). (WDY)