Denpasar (Antara Bali) - Kepolisian Resor Kota Denpasar memberikan pelatihan bela diri kepada anggota organisasi kemasyarakatan yang diharapkan berkontribusi membatu polisi menjaga keamanan wilayah.
"Kami melatih mereka untuk dimanfaatkan ketika menangani peristiwa di tempat kerjanya misalnya saat ada pencurian atau ada orang mengamuk," kata Wakil Kepala Polresta Denpasar, Ajun Komisaris Besar Nyoman Artana di Denpasar, Selasa.
Pelatihan bela diri ala kepolisian itu diikuti sekitar 35 orang dari tiga anggota ormas besar yakni Laskar Bali, Baladika, dan Pemuda Bali Bersatu (PBB).
Mereka sebagian besar bekerja sebagai tenaga pengamanan atau "security" di sejumlah tempat di antaranya hotel dan vila.
Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat, Komisaris Polisi Nyoman Weca mengkomando pelatihan yang digelar di halaman depan Markas Polresta Denpasar.
Pelatihan kali ini merupakan praktek langsung setelah sebelumnya diberikan oelatihan teori.
Teknik bela diri yang diajarkan di antaranya teknik dasar bela diri seperti melumpuhkan target, teknik dasar menggunakan tongkat dan borgol serta latihan baris-berbaris.
Polisi sengaja membaurkan para pria kekar tersebut dan tidak dimasukkan dalam kelompok mereka masing-masing tanpa embel-embel identitas organisasi.
"Ini akan meningkatkan kebersamaan mereka karena selama ini ada kelompok ini dan itu jadi kami ingin satukan mereka tidak ada beda," ucap Artana.
Artana mengaku sejatinya mereka memiliki potensi yang besar untuk membantu keamanan wilayah apabila disalurkan dengan baik.
Pelatihan yang dilaksanakan mulai 25-28 Juli 2016 sebagai salah satu ide Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto kepada para ormas untuk menumbuhkan citra positik karena sebelumnya mendapat kesan negatif dari masyarakat karena segelintir oknum yang terlibat bentrokan.
Sebelumnya para aggota ormas itu mendapatkan pelatihan teori yakni menyangkut bahaya narkoba, pencegahan terorisme ISIS, etika, lalu lintas hingga pengenalan lingkungan kepolisian di antaranya mengenal lingkungan tahanan di Polresta Denpasar.
Pelatihan tersebut disambut baik anggota ormas untuk ikut menjaga keamanan membantu kepolisian disamping membangun kebersamaan dengan ormas lainnya.
"Kami ingin Bali ini aman tetapi gesekan itu terjadi karena pribadi bukan organisasi," ucap peserta pelatihan Wayan Widiastana.
"Kami di bawah Polresta Denpasar tidak ada memakai atribut, kami bersatu untuk menjaga dan mengayomi Bali," ucap Nyoman Yunada, peserta pelatihan lainnya. (WDY)