Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendorong
negara-negara ASEAN meningkatkan patroli bersama di wilayah perairan
agar tidak menjadi wilayah pembajakan seperti di Somalia.
Hal itu disampaikan Menhan di Jakarta, Jumat, menanggapi pertanyaan
wartawan terkait dengan pembajakan kapal yang terjadi di selat Malaka
dan perairan ASEAN akhir-akhir ini.
"Selat Malaka, laut yang menghubungkan antar negara seperti
Indonesia, Malaysia, Brunei dan Filipina itu jangan terjadi seperti di
Somalia, tempat pembajakan," katanya.
Untuk itu, Ryamizard menyerukan anggota- anggota ASEAN memperkuat
patroli bersama di kawasan oleh berbagai negara dan terus mengadakan
kerja sama antarnegara di sekitar perairan tersebut.
Pembajakan dan penyanderaan terjadi dalam beberapa bulan terakhir
terhadap kapal-kapal yang melewati Selat Malaka dan perairan yang
berbatasan antara Filipina, Indonesia dan Malaysia. Sejumlah WNI juga
turut menjadi korban dalam pembajakan tersebut.
Pada Akhir Maret, kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12,
dirompak di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, saat berlayar dari
Kalimantan Selatan dengan tujuan Filipina. 10 WNI yang menjadi ABK di
kedua kapal tersebut sempat disandaera dan dibebaskan pada awal Mei
2016.
Selain itu, pembajakan kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang
Cristi, tatkala kedua kapal dalam perjalanan kembali dari Cebu,
Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara pada 15 April lalu. Empat WNI
dari kedua kapal tersebut disandera, dan baru dibebaskan pada minggu
kedua Mei 2016. (WDY)
Menhan: Jangan Sampai Perairan ASEAN Seperti Somalia
Sabtu, 14 Mei 2016 10:54 WIB