Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah praktisi pendidikan dan ekonomi di Bali memacu para pelajar yang ingin menggeluti bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk memudahkan pemasaran produk dalam persaingan ketat regional ASEAN.
"Televisi membutuhkan waktu 15 tahun, radio butuh waktu 30 tahun, sedangkan internet hanya butuh waktu dalam hitungan jam," kata Ketua Stikom Bali, Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Rabu.
Pemahaman itu disampaikan dalam seminar strategi bisnis berbasis teknologi informasi yang digelar Stikom Bali di Balai Budaya Gianyar, Bali, yang dihadiri sejumlah guru dan pelajar SMA/SMK.
Untuk itu, ia mengharapkan kepada para guru untuk menanamkan semangat menjadi pengusaha agar tidak melulu para generasi muda itu berharap menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
"Dari sekarang para guru merubah `mindset` (pola pikir) para siswa yang semula bercita-cita menjadi PNS agar beralih menjadi pengusaha," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia menyebutkan sejumlah nama tenar yang berhasil sukses merajai bisnis berbasis teknologi informasi dunia di antaranya Bill Gates dengan Microsoft, petinggi Facebook, Mark Zuckerberg hingga pengusaha Indonesia, Chairul Tandjung yang sukses memanfaatkan usaha berbasis teknologi informasi dan industri pertelevisian.
Seminar itu juga menghadirkan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bali, Anak Agung Alit Wiraputra yang memaparkan tujuh aspek menjadi menjadi sumber daya manusia yang unggul sebagai pelaku bisnis yang unggul.
Aspek itu yakni spiritual, komunikasi, sosial, ekonomi, politik (memengarugi teman atau sejawat), ilmu pengetahuan dan aspek teknologi.
"Kalau SDM Bali menguasai ketujuh aspek tersebut, tidak perlu khawatir menghadapi MEA," ucap Alit.
Ketua Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) Daerah Bali I Made Sarjana,yang juga menjadi narasumber dalam seminar itu mengupas langkah strategis menghadapi derasnya arus persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Strategi utama itu yakni meningkatkan kualitas SDM terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan bahasa asing.
"Saya baru-baru ini memberikan tes calon karyawan untuk mengisi 40 posisi di sebuah perusahaan. Ternyata ada 11 pelamar dari negara ASEAN dan saya bisa pastikan dari 40 posisi tadi, 11 posisi bakal diisi oleh mereka kualitas mereka lebih baik dari pelamar kita," katanya.
Selain terkait strategi bisnis dan menjadi SDM unggul, ratusan generasi muda itu juga diberikan edukasi kepemimpinan yang diberikan oleh Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Santhi yang menanungi Stikom Bali, I Made Marlowe Bandem.
Menurut dia, pemimpin saat ini harus menjadi inspirator bagi bawahannya bukan menjadi diktator karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
"Seorang pemimpin harus mampu memotivasi anak buahnya membangun kerja sama guna mencapai tujuan perusahaan," ucapnya. (DWA)
Stikom Bali Pacu Pengembangan Bisnis Berbasis TI
Rabu, 13 April 2016 10:34 WIB