Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Ketut Gede Nugraha Pendit meminta pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap pasar seni tradisional di Kabupaten Gianyar, karena sejak ada pasar oleh-oleh yang dikelola secara modern, pasar seni tersebut omsetnya terus menurun.
"Saya berharap pemerintah daerah, baik kabupaten dan provinsi memperhatikan nasib pasar seni tersebut, antara lain Pasar Seni Sukawati (Gianyar), maupun Pasar Seni Kumbasari, Kota Denpasar," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mencontohkan dua pasar seni yang dikelola secara tradisional tersebut, kini keberadaan dan omsetnya semakin menurun, sebab pengunjung pasar itu terus mengalami penurunan sejak adanya pasar oleh-oleh modern.
"Kalau terus mengalami seperti itu, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan bangkrut. Sebab dahulu kunjungan yang mengandalkan wisatawan sehingga ramai. Namun setelah adanya pasar oleh-oleh yang menjual beraneka kerajinan, cinderamata, hingga makanan dijadikan oleh-oleh ketika balik ke daerahnya, pasar seni tradisional itu semakin sepi," ucap politikus Partai Gerindra itu.
Menurut Nugraha Pendit, semestinya pemerintah daerah membatasi untuk memberikan perizinan membangun pasar oleh-oleh yang nota bene dimiliki pengusaha bermodal besar. Namun dampaknya secara luas justru berimbas pada warga lokal yang berusaha atau mengandalkan jualan di pasar seni tersebut.
"Pemerintah daerah harus mempunyai aturan khusus, sehingga keberadaan pasar seni tradisional agar mampu bersaing dengan pasar oleh-oleh yang dikelola secara modern dan bermodal besar," ujarnya.
Kalau pemerintah tidak bisa memberikan jalan keluar, dan menata kembali pasar seni tradisional tersebut, maka kemungkinan akan bertambah masyarakat kategori warga miskin ke depannya.
"Langkah ini harus dicarikan solusi agar tidak terjadi warga miskin baru. Pasar seni tradisional tersebut harus direvitalisasi sehingga lebih menarik. Di samping itu juga pemerintah harus melakukan promosi lebih intensif sehingga wisatawan mau berkunjung ke pasar seni tradisional," katanya. (WDY)