Singaraja (Antara Bali) - Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, I Putu Gede Parma, SST Par M.Par mengungkapkan, keberadaan kelompok pelopor pramuwisata di wilayah desa berperan signifikan mempromosikan potensi desa wisata di Pulau Dewata.
"Pihak yang paling mengetahui potensi alam dan juga aksesibilitas desa adalah pelopor pramuwisatanya. Jadi, mereka berperan sangat penting memajukan program desa wisata," kata Putu Gede Parma di Singaraja, Minggu.
Ia menjelaskan, hal tersebut juga terkait dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dimana pihaknya sempat melakukan pembinaan bersama Undiksha di beberapa wilayah Bali bagian utara.
Dikatakan Parma, selain membantu mempromosikan desa sebagai salah satu ujung tombak mengembangkan konsep pariwisata alam dan budaya, pelopor pramuwisata juga dapat memberdayakan masyarakat menjadi pribadi yang berkompeten dan juga memiliki kemampauan mumpuni dalam kepariwisataan.
Oleh karena itu, kata dia, peran pemerintah diharapkan mesti signifikan mendorong berbagai program pengembangan kemampuan pelopor pramuwisata. Para pelopor dapat dilatih dan dididik bagaimana menjadi seorang pramuwisata yang baik dan terampil.
Di sisi lain, penting dilakukan proteksi terhadap kalangan pelopor pramuwisata. "Harus ada aturan yang jelas. Jika seandainya ada kunjungan melalui agen perjalanan wisata, mereka (agen) harus tidak menyertakan para pramuwisatanya. Kasarnya mereka (pramuwisata) cukup sampai di parkiran saja," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali untuk 2016 kembali mengembangkan 11 desa wisata yang tersebar di delapan kabupaten, sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan dengan dibentuk menjadi desa wisata, setidaknya dapat menggulirkan perekonomian di desa sehingga memperkecil arus urbanisasi dan juga membantu mengentaskan kemiskinan.
Untuk tahun ini 11 desa wisata yang akan difasilitasi Pemprov Bali yakni Desa Pemuteran (Kabupaten Buleleng), Desa Batuagung (Kabupaten Jembrana), Desa Tua dan Sudimara (Kabupaten Tabanan), Desa Pangsan (Kabupaten Badung), Desa Singapadu Tengah (Kabupaten Gianyar), Desa Bakas (Kabupaten Klungkung), Desa Trunyan dan Suter (Kabupaten Bangli) serta Desa Antiga dan Muntigunung (Kabupaten Karangasem).
"Semua desa wisata yang akan difasilitasi tahun ini, termasuk jenis wisata alam, berbeda halnya dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat itu selain dikembangkan desa dengan keunggulan wisata alamnya, juga wisata budaya, wisata agro, dan ekowisata," ucapnya.
Pemprov Bali juga menargetkan hingga 2018 dapat dikembangkan setidaknya 100 desa wisata. Sedangkan dari 2013 hingga 2015 sudah 42 desa yang difasilitasi untuk menjadi desa wisata. (WDY)