Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ade Komarudin melakukan sosialisasi ke daerah-daerah, sekaligus menyerap aspirasi pengurus daerah terkait kesiapan diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar mendatang.
"Sosialisasi dan `road show` saya sudah kedua puluh provinsi di Tanah Air. Tujuan pertama adalah untuk menyerap aspirasi dari masing-masing daerah mengenai keberadaan Partai Golkar agar lebih eksis," katanya di sela-sela sosialisasi ke DPD Partai Golkar Bali, di Denpasar, Sabtu.
Kedatangan Ade Komarudin beserta rombongan disambut Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketut Sudikerta dan Sekretarisnya Nyoman Sugawa Korry serta pengurus dari kabupaten dan kota.
Ade Komarudin lebih lanjut mengatakan akhir-akhir ini partai berlambang pohon beringin terjadi konflik internal, sehingga berpengaruh juga terhadap pandangan masyarakat terhadap partai politik tersebut.
"Kedatangan saya ingin lebih mengkuatkan Partai Golkar hingga ke daerah, dan berupaya konflik yang melanda partai segera berakhir. Karena itu saya ingin menyerap aspirasi pengurus daerah dan solusi untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat," kata Ade Komarudin yang juga Ketua DPR-RI.
Menurut dia, kedatangan ke daerah-daerah di Tanah Air tidak semata-mata untuk membangun kekuatan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi lebih dari itu, bagaimana partai tersebut mendapatkan simpati masyarakat di tengah-tengah banyaknya partai politik di Indonesia.
Ade Komarudin dalam kesempatan tersebut mengelak kedatangan ke daerah-daerah untuk mendapatkan dukungan dirinya maju menjadi calon ketua umum dalam pelaksanaan Munas Partai Golkar mendatang.
"Kapasitas datang ke daerah, saya tegaskan untuk menyerap aspirasi dari pengurus DPD Provinsi dan DPD Kabupaten dan Kota di Bali." ujarnya.
Ia mengatakan dari hasil pertemuan dengan pengurus daerah, sedikit tidaknya ada tiga persyaratan diajukan, yakni calon ketua umum Golkar adalah pemimpin yang moderat, pemimpin harus mampu menyatukan antarapengurus dan antaranggota serta pemimpin harus mampu menyatukan pengurus yang sempat bersitegang, sehingga pemimpin yang cocok adalah pemimpin yang mampu membawa kedamaian dan menyejukan.
"Kesimpulan dari penyerapan aspirasi dari kader dan pengurus di daerah untuk menjadi ketua umum adalah figur yang tidak tercela dengan hukum, mampu menyatukan dan mengayomi partai, dan figur yang mampu menyejukan serta menjaga kedamaian baik partai maupun pemerintah," katanya. (WDY)