Denpasar (Antara Bali) - Kepala Bagian Staf Medis Fungsional Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar Bali dr IB Putu Alit mengatakan ada empat kematian tidak wajar yang ditangani rumah sakit itu namun kasusnya tidak terungkap.
Empat kasus kematian tidak wajar itu sulit diungkap karena tidak cukup bukti dan saksi untuk disidangkan, ujar IB Putu Alit di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, empat kasus kematian yang sulit diungkap yakni pembunuhan wanita warga Italia, pembunuhan pria dengan sengatan listrik, penemuan jenazah di Asram Ratu Bagus dan kematian balita di saluran air di Kabupaten Karangasem.
Keempat jenazah itu sudah dilakukan pemeriksaan visum dan otopsi sehingga dapat dikatakan kasus pembunuhan karena ada bukti fisiknya, namun kasusnya tidak dapat disidangkan karena bukti lain tidak memenuhi unsur.
Untuk dapat menyidangkan kasus pembunuhan, harus ada lima unsur alat bukti yakni keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.
Oleh sebab itu, untuk mengungkap kasus tersebut minimal ada dua alat bukti yang dapat dihadirkan dalam persidangan, namun empat kasus tersebut tidak diketahui siapa tersangka pembunuhnya.
"Kasus kriminal yang tidak terungkap yang sering terjadi di setiap negara ini sering dikatakan kasus kriminal tanpa korban (crime without victim) karena pelaku menghilangkan jejak jenazah korban, sehingga jenazahnya tidak dapat teridentifikasi," katanya.
Dari empat kasus yang tidak terungkap itu, jelas dia, untuk kematian wanita warga Italia yang diketahui dibunuh dengan cara dicekik yang saat ini kasusnya masih belum selesai hingga belasan tahun.
"Jenazah warga asing itu telah dilakukan autopsi oleh dokter Italia juga datang ke sini beberapa tahun lalu," katanya.
Kemudian, kasus kematian tidak wajar kedua seorang laki-laki yang dibunuh saat pergi ke pura di Mengwi, Badung, dimana korban dibunuh dengan pistol listrik karena ditemukan luka tersengat listrik.
Selanjutnya, kasus kematian ketiga pasien Ashram Ratu Bagus, Desa Muncan, Kabupaten Karangasem, I Ketut Sukarma yang ditemukan tewas tergantung di jembatan dekat Ashram itu pada Juni 2014.
"Pada kasus ini, jenazah kemungkinan dilakukan kekerasan dulu baru digantung," ujarnya.
Kasus yang terakhir, kematian balita Ni Kadek Candradinata (13 bulan) yang ditemukan di saluran air, Jalan Raya Sidemen, Desa Sinduwati, Kabupaten Karangasem.
"Untuk kasus ini saksi dan bukti sangat sedikit sedangkan bukti fisik menunjukkan bahwa balita malang itu dibunuh," ujar Alit. (WDY)