Amlapura (Antara Bali) - Kebutuhan daging babi untuk perayaan Hari Raya Galungan di Kabupaten Karangasem, Bali, terbilang surplus karena sejak enam bulan sebelumnya masyarakat sudah mempersiapkan dengan cara beternak di lingkup rumah tangga masing-masing.
"Dari tahun ke tahun, nyaris masyarakat Karangasem tidak pernah mengalami kekurangan daging babi, meski menjelang Hari Raya Galungan. Malahan berlebihan stoknya, makanya harga daging babi tidak mengalami lonjakan signifikan," kata Kepala Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Karangasem, I Ketut Artama, Sabtu.
Menurut dia, sejak enam bulan sebelum hari raya, pada umumnya masyarakat sudah mempersiapkan dengan membeli bibit anakan babi untuk diternakkan di rumah. Jadi begitu hari raya, babi itu sudah cukup umur untuk dipotong dan dikonsumsi sebagai hidangan Galungan.
Sampai kini, lanjut dia, daerah sentra babi di Kabupaten Karangasem adalah Manggis dan Bebandem. Pada dua daerah itu, mayoritas rumah tangga memiliki ternak babi antara 4-5 ekor. Tak hanya untuk keperluan hari raya, babi pun dipandang memiliki nilai ekonomi yang potensial karena bisa dijual sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendadak.
"Harga babi per ekor dapat mencapai Rp3 juta, sehingga bisa dijual kalau ada kebutuhan mendesak. Kalau harga babi hidup di tingkat peternak saat ini mencapai Rp30 ribu per kilogram," ujar Artama.
Dia meneruskan, sebenarnya beberapa tahun silam ada kejadian luar biasa yang mengakibatkan daging babi nyaris kosong di Karangasem, yakni pada tahun 1997-1998. Ketika itu, terjadi musibah "gerubug" sehingga satwa babi banyak yang mati mendadak.
Berkaca pada kejadian itu, maka pihak DPKP mengambil langkah dengan melakukan pengendalian penyakit dan vaksinasi. Tindakan ini sebagai upaya preventif, dan terbukti belakangan musibah gerubug tidak pernah terulang kembali.
"Setelah gerubug tidak ada lagi, masyarakat jadi bergairah kembali beternak babi. Tidak ada ketakutan babi mati mendadak. Sekarang keseluruhan populasi babi di Karangasem mencapai 153 ribu ekor dari usia anakan hingga indukan," ujarnya.
Dia mengatakan, dikarenakan sering surplus maka masyarakat sering menjual babi sampai Kabupaten Klungkung dan daerah lain di sekitar Karangasem. Ke depan, bisa membidik Denpasar sebagai pasar penjualan, mengingat warga di kota tersebut memiliki keterbatasan lahan jika hendak beternak babi. (WDY)
Kebutuhan Babi Untuk Galungan Di Karangasem Surplus
Sabtu, 6 Februari 2016 15:04 WIB