Paris (Antara Bali) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjabarkan
hasil pertemuan informal Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela
pembukaan KTT Perubahan Iklim, COP 21, di Paris, Prancis, Senin (30/11).
"Pada
pagi hari sebelum pembukaan, Presiden telah melakukan pull aside
meeting (pertemuan informal) dengan 10 kepala negara," ujar Menlu Retno
dalam konferensi pers, di Paris, Selasa.
Kesepuluh kepala negara itu adalah dari Vietnam, Iran, Filipina,
Kolombia, Papua Nugini, Chile, Belanda, Serbia, Jepang dan Madagaskar.
Selain itu, Presiden Jokowi juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan kepala negara Peru dan Norwegia.
Pada sore harinya, Presiden Jokowi berkesempatan berbicara "pendek" dengan Presiden Meksiko, tambah Menlu Retno.
Rangkuman Hasil Pertemuan
Menlu Retno menjabarkan hasil pertemuan dengan Presiden Vietnam yang
intinya adalah mengulangi lagi undangan untuk Presiden Jokowi berkunjung
ke negara itu tahun depan.
"Kita juga berbicara perihal investasi dan perdagangan karena banyak
sekali investor Indonesia yang berada di Vietnam. Dan tentunya Indonesia
menekankan persiapan untuk melakukan kerja sama pengadaan alutsista,"
tambah Retno.
Pertemuan dengan Wakil Presiden Iran membicarakan perihal penguatan kerja sama energi.
"Karena saya dan Menteri ESDM baru saja berkunjung ke Teheran membahas
upaya untuk memperkuat kerja sama dalam konteks energi, baik dalam
konteks minyak maupun gas," ujar Retno.
Pertemuan dengan Presiden Filipina intinya berbicara tentang keketuaan
APEC Filipina yang sudah berhasil diselesaikan dengan baik dan
partisipasi aktif Indonesia di dalam pertemuan APEC yang baru lalu.
Selanjutnya dalam pertemuan dengan Presiden Kolombia, disampaikan
apresiasi kepada Indonesia atas kerja sama yang diberikan Indonesia
untuk resolusi pascakonflik.
"Jadi saya waktu itu diutus membawa delegasi dengan misi untuk
menyatakan kesediaan Indonesia untuk melakukan kerja sama dengan
Kolombia untuk penangan post conflict. Dan tim dari Kolombia akan datang
ke Indonesia tangal 7-12 Desember nanti, sekali lagi untuk membicarakan
perihal post-conflictnya," kata Retno.
Kemudian dengan Papua Nugini, Indonesia berbicara mengenai upaya untuk
penguatan kerja sama ekonomi, termasuk di antaramya penguatan wilayah
perbatasan.
"Karena perdagangan perbatasan antara Indoneaia dan Papua Nugini itu
sebenarnya nilainya cukup banyak. Dalam arti infrastrukturnya kemudian
pengadaan listrik dan lain sebagainya itu menjadi salah satu fokus dari
kerja sama bilateral Indonesia-Papua Nugini," tambah Retno.
Dalam pertemuan dengan Presiden Peru, Presiden membahas keketuaan APEC 2016.
"Kita memiliki satu isu yang ingin kita titipkan pada Peru pada saat
keketuaannya, yaitu mengenai masalah development goods," ujar Menlu.
Peru telah mengemukakan tema keketuaannya dalam APEC fokus mengenai
rural development (pembangunan pedesaan) yang sejalan dengan upaya yang
sedang diperjuangkan Indonesia.
Lalu dalam pertemuan dengan Presiden Chile, dibahas terkait rencananya yang akan melakukan kunjungan ke Indonesia tahun depan.
"Dan Chile juga ingin segera menyelesaikan free trade agreement-nya
dengan Indonesia yang sekarang sedang dilakukan negosiasi secara
terus-menerus," ungkap Retno.
Dalam pertemuan dengan Kepala Pemerintahan Belanda, Presiden memfokuskan
kepada dua kerja sama yaitu NCICD atau "National Capital Integrated
Coastal Development" atau "Giant Sea Wall".
"Yaitu satu, di mana Belanda sudah terlibat di dalamnya dari sejak
pembuatan Master Plan-nya. Sekarang kita juga kerja sama dengan Korea
Selatan untuk pengembangan Master Plan berikutnya," tambah Menlu.
Retno kemudian menjelaskan bahwa Presiden Serbia juga berkeinginan untuk berkunjung ke Indonesia. "Fondasi hubungan Indonesia-Serbia itu sudah sangat kuat dari sejak
lama dan sekarang kita fokus pada ekonomi karena selain terkait hubungan
perdagangan, Indonesia juga sudah ada investasi di sana untuk mie
instan dan juga pengembangan jamur," tambah Retno.
Pada pertemuan dengan PM Jepang, Presiden Jokowi menyampaikan
apresiasinya karena Indonesia telah meneriIma rombongan 1.100 pengusaha
dan politisi negara itu matahari terbit itu. "Dan itu merupakan kunjungan delegasi terbesar yang pernah dikirim
oleh Jepang. Jadi saya kira ke depan kerja sama Indonesia-Jepang akan
semakin kuat," ujar Retno.
Pada pertemuan dengan Kepala Negara Norwegia, Indonesia kembali
menyampaikan komitmen untuk kerja sama global di bidang pendidikan. (WDY)
Menlu Jabarkan Hasil Pertemuan Informal COP21 Presiden
Rabu, 2 Desember 2015 10:14 WIB