Jakarta (Antara Bali) - Cadangan geothermal atau energi panas bumi
Indonesia terbesar di dunia, yakni 40 persen, kata Direktur Utama
Pertamina Geothermal Energy (PGE) Irfan Zainuddin.
"Posisi geografis Indonesia ada di jalur gunung api dunia, sehingga
potensi panas buminya sangat besar," kata Irfan di Kantor Pusat
Pertamina, Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan pada saat ini PGE terus mengadakan inovasi untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki Indonesia secara maksimal.
"Energi geothermal dapat diperbarui, asal bisa jaga subsurface. Ini
adalah energi yang dihasilkan oleh interaksi dari batuan dan air. Dari
panas, kemudian menghasilkan uap kemudian memutar turbin. Dari turbin,
lalu menjadi energi listrik," katanya.
Apabila dinilai dari jumlah kapasitas daya, Indonesia berada di
urutan ketiga di dunia, sedangkan untuk potensi panas bumi sendiri,
Indonesia memiliki 28 Giga Watt (GW).
Saat ini energi BBM semakin menurun, sedangkan geothermal sebenarnya
bisa dijadikan energi terbarukan, dengan catatan pemerintah bisa
berinovasi serta menjaga subsurface.
Namun, potensi-potensi tersebut belum bisa dimaksimalkan, bahkan
sebelumnya PT Pertamina Geothermal Energy sebagai pemasok uap PLTP
Kamojang mengalami kerugian sekitar 14 juta dolar AS per tahun terkait
terhentinya pengoperasian (shutdown) unit 1 pembangkit panas bumi
tersebut sejak April 2014 akibat kerusakan turbin.
Dalam menjalankan bisnis pengembangan panas bumi, salah satunya di
Kamojang, PT Pertamina Geothermal menggunakan dua skema bisnis, yakni
skema upsteam project (jual uap) dan skema total project (jual listrik).
Dari lima unit pembangkit yang ada di PLTP Kamojang, unit 1,2, dan
3, menggunakan skema upstream project sementara unit 4 dan 5, pola
bisnisnya total project.
Untuk PLTP unit 1-3, PT Pertamina Geothermal menjual uap kepada PT
Indonesia Power, anak perusahaan PT PLN (Persero). Harga jual uap untuk
tiga unit pembangkit tersebut sebesar 6,2 sen dolar AS per KWH.
Sementara untuk kegiatan total project unit 4 dan 5, harga jual
masing-masing 9,7 sen dolar/KWH dan 9,4 sen dolar/KWH. Jual beli uap dan
listrik di PLTP Kamojang, terikat dalam kontrak jangka panjang selama
30 tahun. (WDY)
Cadangan Geothermal Indonesia Terbesar Dunia
Sabtu, 28 November 2015 8:39 WIB