Denpasar (Antara Bali) - Ketua Sekretariat Kerja Penyelamat dan Pelestarian Lingkungan Hidup (SKPPLH) Bali Dr Made Mangku mengatakan untuk penerapan konsep "Tri Hita Karana" atau hubungan keseimbangan dan keharmonisan di Pulau Dewata implementasinya terjadi penurunan di masyarakat.
"Kenyataannya di masyarakat konsep `Tri Hita Karana` yakni hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan lingkungan saat ini terjadi penurunan implentasinya di masyarakat," kata pada acara "Focus Group Discussion/FGD" tentang lingkungan berbasis kearifan lokal di Nusa Dua, Bali, Senin.
Ia mengatakan konsep "Tri Hita Karana" tersebut sudah membumi hingga ke mancanegara, terlebih pada kegiatan APEC di Bali telah dicetuskan konsep tersebut dalam menata keharmonisan tersebut.
Made Mangku mengkritisi konsep "Tri Hita Karana" sebagai pedoman dalam kehidupan dalam penyelarasan keseimbangan alam, namun kenyataan di Bali sendiri mengatasi sampah belum bisa dilakukan secara maksimal.
"Padahal itu menjadi isu dunia soal sampah di tengah masyarakat. Sedangkan Bali saat ini masih berjuang untuk mengatasi sampah tersebut," ujarnya.
Made Mangku mengatakan padahal konsep tersebut sudah ada sejak zaman dahulu, namun penerapannya sangat sulit di lapangan. Hal ini salah satu menjadi ancaman terhadap kehidupan masyarakat.
"Selain itu bagi saya konsep `Tri Hita Karana` harus dimulai dari diri sendiri untuk berbuat ke arah lebih besar, untuk memikirkan konsep tersebut harus bersama-sama patuh dan taat pada konsep keseimbangan dan keharmonisan itu," ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Yayasan Tri Hita Karana Bali Anak Agung Raka Dalem mengatakan pihaknya terus berupaya menyosialisasikan konsep "Tri Hita Karana" melalui pemberian penghargaan terhadap hotel-hotel yang telah memenuhi mendapatkan penghargaan tersebut.
"Kami memberikan apresiasi kepada hotel-hotel yang telah memenuhi persyaratan mendapatkan penghargaan `Tri Hita Karana`. Dengan penghargaan tersebut bertujuan memacu hotel-hotel untuk penerapkan konsep tersebut dilingkungannya," ujarnya.
Dikatakan tujuan penghargaan "Tri Hita Karana" itu adalah memberi teladan agar masyarakat menerapkan konsep tersebut untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan yang lebih harmonis.
"Jika lingkungan alam yang bersih, maka akan berpengaruh terhadap hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia itu sendiri, karena itu semua masyarakat harus mampu berbuat dan menerapkan konsep yang telah membumi tersebut," katanya. (WDY)