Jakarta (Antara Bali) - Sebagian masyarakat Indonesia ternyata cukup peduli pada kesehatan dirinya. Namun, tak berarti mereka mengubah gaya hidupnya menjadi sehat, menurut sebuah survei terbaru.
Dalam survei yang melibatkan 706 orang responden di Jakarta dan Jawa Timur itu, diketahui 73 persen responden mengaku kesehatan pribadi sangat penting. Angka ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu, yakni 52 persen.
Para responden ini berusia 25-60 tahun. Mereka diminta melakukan sesi wawancara dengan surveyor secara online selama 20 menit. Sekalipun menganggap kesehatan pribadi penting, namun sebagian dari mereka justru enggan mengubah gaya hidupnya menjadi sehat. Lebih dari sepertiga responden (35 persen) masih tidak berolahraga rutin.
Kemudian, 32 persen masih terbiasa tidur kurang dari enam jam per harinya. Tak hanya itu, 28 persen responden masih merokok.
"Apa yang kita lihat adalah adanya peningkatan kesehatan,... Namun, apa yang belum sepenuhnya bergeser adakah tidak adanya hubungan antara kesadaran atas gaya hidup yang lebih baik," kata Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty, di Jakarta, Kamis.
Bila dilihat dari alasan responden, masalah biaya dan waktu menjadi hambatan utama menjalani gaya hidup sehat dan aktif. Selain itu, kurangnya motivasi diri, gangguan yang membuat tidak fokus, kurangnya fasilitas olahraga turut menjadi hambatan.
Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM,dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, mengatakan, sekalipun melakukan gaya hidup sehat merupakan hal termudah mencegah munculnya penyakit semacam diabetes, namun ini paling sulit dilakukan.
"Mengubah gaya hidup paling susah dilakukan. Seringkali pengetahuan dan perilaku tak seimbang, apalagi kalau perilaku yang dituntut menganggu kenyamanan hidup seseorang," kata Yunir dalam kesempatan yang sama.
Yunir mencontohkan, mengubah kebiasaan konsumsi makanan berlemak dengan sayuran, misalnya, tak semua orang mampu melakukannya. (WDY)