Gianyar (Antara Bali) - Bupati Gianyar, Bali AA Gde Agung Bharata menyerahkan piagam penghargaan Parama Bhakti Pariwisata kepada dua kakak adik dari Puri Ubud yakni almarhum Tjokorda Gde Raka Sukawati sebagai impresario serta dipolomat seni budaya.
Satunya lagi diberikan kepada almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati, selaku konseptor kepariwisataan yang berbasis seni budaya maupun komunitas yang diserahkan di Panggung terbuka, Ancak Saji, Puri Ubud, Gianyar, Selasa malam.
Ketua Panitia pemberi penghargaan tersebut, Cok Rai Widiarsa Pemayun mengatakan, penghargaan yang dipersembahkan pertama kalinya oleh Pemkab Gianyar, diterima kakak-adik asal Puri Ubud.
Mereka memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagai penerima penghargaan tertinggi bidang pariwisata. Kriteria yang cukup banyak dan menyulitkan panitia memilih tokoh yang bisa menerima penghargaan Parama Bhakti Pariwisata.
Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata menyerahkan penghargaan itu kepada cucu serta anak selaku genenasi penerus sekaligus penerima penghargaan, disaksikan utusan Kementerian Pariwisata, konsulat negara sahabat, tokoh masyarakat serta ribuan undangan yang memadati areal Ancak Saji, Puri Ubud.
"Kami mewakili Pemkab Gianyar sangat bangga bisa mempersembahkan penghargaan Parama Bhakti Pariwisata, karena jasa kedua tokoh sangat besar bagi Gianyar, Bali bahkan Indonesia," ujar Bupati Agung Bharata.
Penghargaan pertama diterima oleh cucu dari alm. Tjokorda Gde Raka Sukawati, Tjokorda Gde Asmara Sukawati, yang kini berkarier sebagai anggota DPRD Provinsi Bali.
Sedangkan penghargaan kedua diberikan kepada alm. Tjokorda Gde Agung Sukawati yang diterima oleh tiga orang putranya, yakni, Tjokorda Gde Putra Artha Astawa Sukawati, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Tjokorda Gde Raka Sukawati.
Kepiawaian kedua penerima penghargaan tersebut dalam mengembangkan serta mempromosikan wisata berbasis budaya sejak 1930-an, hingga kini masih sangat berdampak bagi Ubud. Sehingga desa wisata yang berbasis budaya seperti Ubud hingga kini masih bisa bertahan, tanpa menghilangkan jati diri budaya Bali.
Acara penganugrahan penghargaan dikemas khusus dengan pelbagai media, pameran foto, audio visual, serta merekontruksi Legong Peliatan, tari calonarang maupun belbagai seni yang pernah dipentaskan ke Paris selama enam bulan tahun 1931 silam.
Sedangkan di luar areal Puri Ubud, digelar pesta rakyat yang menyuguhkan belbagai aneka makanan tradisional yang bisa dinikmati warga setempat maupun wisatawan yang mengikuti kegiatan, maupun sekedar lewat di Ubud.
Warga juga disuguhkan belbagai jenis pagelaran seni tari dan tabuh. "Walaupun acara tidak sempurna sesuai yang direncanakan karena terguyur hujan, namun hal tersebut bukan sebagai halangan dan tidak mengurangi makna acara," imbuh Cok Rai.
Tjokorda Gde Raka Sukawati, salah seorang anak dari alm. Tjokorda Gde Agung Sukawati selaku penerima penghargaan, menyambut baik langkah Pemkab Gianyar.
Pihaknya sangat berterima kasih kepada Pemkab Gianyar yang telah memberikan penghargaan tertinggi bidang pariwisata. Penghargaan tersebut merupakan media promosi sekaligus motivasi bagi generasi muda Ubud dalam melestarikan serta mempertahankan apa yang telah dilakukan para pendahulu.
"Sebagai pencetus pertama pariwisata budaya di Bali, saya bangga kepada kedua pengelingsir (orang tua) kami, dan sangat berterima kasih atas perhatian Pemkab Gianyar," terangnya. (WDY)
Bupati Gianyar Serahkan Penghargaan Parama Bhakti Pariwisata
Rabu, 11 November 2015 16:11 WIB