Denpasar (Antara Bali) - Bali untuk pertama kalinya memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional dalam gerakan penghijauan menanam 500.000 rumpun bambu secara serentak di berbagai pelosok pedesaan, Minggu (7/11).
Kegiatan tingkat provinsi itu dipusatkan di Banjar Nangka, Desa Buana, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, 85 kilometer timur Denpasar, kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.
Ia menjelaskan, gerakan penanaman bambu bertepatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional itu rencananya dipimpin langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika, diikuti pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Selain itu juga melibatkan peran serta masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan anak-anak pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
Bambu yang ditanam secara serentak di seluruh Bali itu terdiri atas 15 jenis, antara lain bambu gading, selem, petung, ampel, tutul dan berbagai bambu produksi.
Menurut Teneng, khusus di pusat kegiatan di Kabupaten Karangasem ditanam 100.000 rumpun bambu tersebar di berbagai tempat. Di tujuh kabupaten dan satu kota lainnya dalam waktu yang sama melakukan kegiatan serupa dengan jumlah bibit bervariasi.
Kegiatan tersebut dimotori Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kehutanan Provinsi Provinsi Bali sebagai upaya mewujudkan Bali hijau dan bersih.
Dipilihnya pohon bambu sebagai tanaman reboisasi terutama di daerah aliran sungai (DAS), menurut Kepala BLH Provinsi Bali AA Gede Alit Sastrawan, karena tanaman tersebut memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata.
Selain itu bambu mempunyai nilai ekonomis tinggi, yakni banyak digunakan masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, meliputi kebutuhan pangan rumah tangga, bahan kerajinan, konstruksi bangunan dan untuk kepentingan kegiatan adat.
Dengan demikian bambu memiliki multi fungsi pemanfaatan sebagai bahan makanan, kebutuhan rumah tangga, dan aneka kerajinan dengan berbagai tujuan penggunaan.
Di antaranya digunakan untuk bahan pembuatan cinderamata, mebel, tas, kotak serba guna hingga alat musik serta konstruksi jembatan, aneka sekat, konstruksi rumah meliputi tiang, dinding, atap dan lainnya.
Bambu juga mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tidak membutuhkan investasi besar, pertumbuhannya cepat dan dapat ditebang/dipanen setiap tahun tanpa merusak rumpunnya," ujar Alit Sastrawan.(*)