Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, I Gusti Ayu Agung Dewi Sucitawathi, S.Sos MSi mengatakan layanan jasa kendaraan "Go-Jek" membantu mobilitas masyarakat.
"Di tengah kebutuhan mobilitas warga semakin tinggi, maka kehadiran jasa `Go-Jek` dengan motto `an ojek for every need`, masyarakat dapat menikmati layanan kurir (instant courier), antar jemput (transport), delivery service makanan (food), dan layanan belanja (shopping)," kata Dewi Sucitawathi di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan layanan "Go-Jek" sangat diminati oleh warga masyarakat, khususnya kalangan anak muda.
Menurut Dewi Sucitawathi, keberadaan "Go-Jek" memberi dampak positif secara sosial ekonomi. Keberadaan "Go-Jek" menciptakan lapangan kerja baru yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dari segenap lapisan masyarakat yang berada di usia produktif.
Menariknya, kata Dewi Sucitawathi, selain dapat menjadi pekerjaan utama, layanan "Go-Jek" bisa menjadi pekerjaan sampingan bagi sebagian orang.
"Go-Jek juga bisa menjadi side job (pekerjaan sampingan) yang menghasilkan pemasukan tambahan bagi banyak orang. Dengan hanya bekerja sebagai pegawai lepas (freelance), orang dapat menambah penghasilan mereka dengan tidak mengganggu pekerjaan utamanya," katanya.
Ia mengatakan keberadaan "Go-Jek" menjadi salah satu solusi mengatasi pengangguran.
"Dengan munculnya `Go-Jek` sedikit tidaknya membantu pemerintah daerah untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang sedang mengganggur," ujarnya.
Kehadiran "Go-Jek" sebagai bentuk partisipasi swasta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dengan munculnya pelayanan jasa tersebut diharapkan juga mampu mengurangi beban pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
Perbaikan ekonomi masyarakat tidak bisa hanya bertumpu pada usaha pemerintah. Bantuan pihak swasta sangat diperlukan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Upaya mewujudka kesejahteraan masyarakat tidak sepenuhnya bisa mengandalkan pemerintah semata, karena hal ini perlu didukung penuh pihak swasta dengan menciptakan lapangan kerja model gojek," katanya.
Dewi Sucitawathi lebih lanjut mengatakan pihaknya mengutip teori pembangunan E.F Schumacher yang menyebutkan, pembangunan (development) sebenarnya adalah konsep pemberdayaan masyarakat, dan membangun negara tidak harus selalu berorientasi pada pembangunan makro tetapi sebaliknya dimulai dari hal terkecil/mikro ekonomi.
"Konsep pembangunan yang ditawarkan tersebut lebih menggunakan pendekatan humanistik dalam mengkaji fenomena sosial ekonomi yang berkembang di masyarakat," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Dewi Sucitawathi, untuk mewujudkan rakyat sejahtera harus dimulai dengan pembangunan yang bersifat mikro, dan menyentuh masyarakat akar rumput.
"Jika pembangunan sudah menggunakan pendekatan `humanistik dengan tidak mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keberadaan golongan masyarakat kecil, kemungkinan besar masa depan masyarakat Indonesia akan menjadi lebih baik," ucapnya.
Manfaat lain keberadaan "Go-Jek" di Kota Denpasar, menurut Dewi Sucitawathi, sedikitnya bisa mengurangi kemacetan. Sebab, layanan "Go-Jek" sedikit mengurangi kesempatan warga menggunakan kendaraan pribadi untuk mendapatkan kebutuhannya.
"Layanan Go-Jek yang mudah dihubungi, cepat, murah juga menjadi keunggulan utama gojek di kota denpasar saat ini. Sedikit tidaknya Go-Jek mampu meminimalkan kemacetan yang saat ini terus menjadi fokus perhatian Pemkot Denpasar," katanya. (WDY)
Jasa "Go-Jek" Bantu Mobilitas Masyarakat
Sabtu, 24 Oktober 2015 19:45 WIB