Negara (Antara Bali) - Akulturasi budaya tampak dalam pawai Satu Muharam, yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama Jembrana, dengan peserta 26 sekolah madrasah di daerah tersebut, Selasa.
Pantauan di lapangan, beberapa sekolah mengkombinasikan seragam drum band mereka dengan nuansa Bali, seperti menggunakan kain prada (kain khas) Bali sebagai bagian dari kostum.
Bahkan, seperti yang dilakukan MI Darussalam, Desa Pengambengan, hampir seluruh seragam untuk mayoretnya mengenakan kain prada dengan warna kuning dan biru, dengan motif keemasan.
"Parade atau pawai dari madrasah mulai tingkat RA, ibtidaiyah, tsyanawiyah dan aliyah ini kami selenggarakan setiap tahun, untuk menyambut tahun baru Islam," kata Kepala Seksi Pendidikan Islam, Kantor Kementerian Agama Jembrana, Asmari.
Ia mengatakan, selain untuk menyambut tahun baru Islam, parade drum band ini juga untuk memperlihatkan hasil latihan murid-murid madrasah, agar kemampuan mereka memainkan alat musik tersebut terus terasah.
"Kan sangat jarang drum band tampil dalam acara resmi. Dengan kami tampilkan dalam parade ini, selain kemampuan anak-anak meningkat, juga mereka tidak jenuh untuk terus berlatih," ujarnya.
Sementara untuk kostum yang memberikan nuansa Bali, Alfina Laila salah seorang guru MI Darussalam mengatakan, pihaknya memang sengaja mengkreasikan hal tersebut sebagai bagian dari budaya lokal.
"Salah satu wujud kami dalam memaknai toleransi, ya salah satunya dengan seragam drum band ini," katanya.
Parade ini mendapatkan sambutan yang antusias dari ribuan warga, yang memadati rute mulai dari Jalan Ngurah Rai, Kota Negara hingga ke Kelurahan Loloan Barat.(GBI)
Akulturasi Budaya Pawai Satu Muharam Jembrana
Selasa, 13 Oktober 2015 17:13 WIB