Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mencatat, realisasi Pendapatan Bali hingga triwulan II-2015 sebesar Rp2,09 triliun atau 45,48 persen dari total yang ditargetkan, dan angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 sebesar 56,89 persen.
"Penurunan persentase realisasi pendapatan itu terutama disebabkan oleh terbatasnya penerimaan dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Senin.
Ia dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional Bali menyebutkan bahwa, realisasi penerimaan dari komponen lainnya dalam anggaran pendapatan Pemerintah Bali relatif stabil dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Realisasi pos Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2015 tercatat hanya sebesar 41,29 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 60,92 persen. Kondisi itu terjadi seiring dengan perlambatan kinerja perekonomian Bali.
Setyowati menjelaskan, berdasarkan komponen PAD, penurunan persentase realisasi terhadap target terjadi di semua komponen pembentuknya, baik di pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, hasil PMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Terbatasnya realisasi PAD tersebut terjadi selain adanya perlambatan kinerja perekonomian Bali, yang terutama berdampak pada penurunan retribusi daerah, juga ada penurunan suku bunga simpanan (Giro) pemerintah di perbankan.
Sementara itu, pos dana perimbangan sedikit mengalami peningkatan dari 54,21 persen pada tahun 2014 menjadi 56,35 persen, terutama didorong oleh komponen dana alokasi khusus yang sudah terealisasi sebesar 55 persen pada triwulan II 2015.(APP)
Realisasi Pendapatan Bali Rp2,09 Triliun
Senin, 5 Oktober 2015 11:45 WIB